Yayasan Disabilitas Kecam Dugaan Main Pukul Polisi kepada Remaja Tunanetra

Fenty-Widya.jpg
(prawira.id)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ketua Yayasan Insan Berguna Nusantara (IBNU), Fenty Widya mengecam keras aksi oknum polisi yang diduga meninju seorang remaja tunanetra di Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Seorang penyandang tunanetra bernama Chandra umur 19 tahun diduga ditinju oleh anggota Polres Kampar di Jalan Ahmad Yani, Bangkinang Kampar.

“Saya mengecam keras aksi oknum kepolisian yang main kekerasan, apalagi terhadap seseorang penyandang tunanetra yang harusnya dilindungi,” kata Fenty, Jumat, 4 Maret 2022.

Dirinya meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kekerasan terhadap remaja tunatera di Bangkinang tersebut.

“Mohon usut tuntas oknum yg melakukan tindakan kekerasan ini dan beri hukuman yg setimpal,” ujarnya.

Sebelumnya, seorang remaja penyandang tunanetra bernama Chandra (19), diduga ditinju oleh anggota Polres Kampar, Sabtu malam (26/2/2022), di Jalan Ahmad Yani, Bangkinang, Kampar, Riau

Chandra yang mengalami buta ini dipukul sebanyak 3 kali di bagian kepalanya, dekat mata sebelah kiri.  

Sedangkan temannya, Rendy (19), juga ditinju sebanyak 6 kali. Perinciannya, 4 kali di kepala sedangkan lainnya di bagian perut dan wajah.

Kronologisnya, kedua remaja ini hendak menjemput barang di Bangkinang menggunakan sepeda motor Yamaha Mio dengan nomor polisi BM 2876 ZAE dari Salo, berjarak sekitar 15 kilometer.

Rendi yang membonceng Chandra, diberhentikan oleh anggota Polres Kampar karena tidak memakai helm di Jalan Ahmad Yani, dekat Pendopo Bupati Kampar.

"Saat kami mau kabur, motor polisi itu tersenggol sama kami dan patah lampu sennya. Lalu ia marah dan membenturkan kepala kami (berdua)," ungkap Rendi, Selasa (1/3/2022).

Tidak hanya dibenturkan, Rendi juga mendapat tamparan di wajah kiri dan dibogem pada bagian perut.

"Saya ditampar dan dipukul (tinju) bagian perut dan kepala sebanyak enam kali," jelasnya.


Chandra yang buta juga tak luput dari amarah polisi yang mengendarai motor dinas Vixion. Ia juga mendapat pukulan 3 kali di bagian kepalanya anggota Polres Kampar.

"Saya dipukul pada pipi bagian kiri. Saya sudah minta ampun masih saja dipukul," jelasnya.

Sekitar pukul 22.00 WIB, keduanya, Rendi dan Chandra serta motor dikendarai dibawa ke Polres Kampar untuk ditilang.

Pukul 23.00 WIB, orang tua Rendi datang menjemput dan sang polisi yang memukul baru sadar kalau Chandra tidak bisa melihat.

Menanggapi hal ini, Kapolres Kampar AKBP Rido Purba membantah anak buahnya melakukan pemukulan.

Menurut AKBP Rido Purba, tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh anggota terhadap remaja ini, mereka hanya diberikan arahan untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan maupun tindak kejahatan.

 

"Bila memang dari mereka merasa ada yang dipukul oleh anggota Kepolisian silahkan datang melapor ke Polres Kampar, nanti akan kita visum untuk memastikan kebenarannya", ujar AKBP Rido Purba dalam rilisnya, Kamis, 3 Maret 2022.

 

AKBP Rido Purba juga menceritakan kronologis kejadian tersebut terjadi, Sabtu 26 Februari 2022 sekitar pukul 22.00 WIB. 

 

"Saat itu Tim Tembak Polres Kampar tengah melakukan patroli Harkamtibmas diseputaran Kota Bangkinang untuk mencegah tindak kejahatan dan l mengantisipasi kegiatan balap liar yang kerap dilakukan para remaja pada malam minggu," terangnya. 

 

Saat melaksanakan patroli dan melewati Jalan Ahmad Yani Kota Bangkinang, Tim melihat remaja yang mencurigakan sedang mengendarai sepeda motor Yamaha Mio GT tanpa Plat Nomor yang berbonceng tiga dan tidak memakai helm.

 

"Saat petugas mencoba menghentikan mereka, namun remaja tersebut berusaha melarikan diri dengan menambah kecepatannya. Karena tidak koperatif sehingga timbul kecurigaan petugas terhadap mereka sebagai pelaku kejahatan, lalu tim berupaya melakukan pengejaran," sebut Purba. 

 

 

Setelah dilakukan pengejaran dan dipepet dengan motor yang dikendarai petugas, para remaja ini tetap tidak mau berhenti bahkan menabrak bagian belakang motor patroli hingga lampu seinnya pecah dan anggota patroli ini hampir terjatuh, namun akhirnya mereka berhasil diamankan.

 

"Saat petugas menanyakan surat-surat kendaraannya, mereka tidak dapat menunjukkan, lalu petugas meminta mereka beserta motor yang dikendarainya ke Polres Kampar untuk dilakukan penilangan." 

 

"Saat itu petugas melihat salah satu dari remaja Dedi memiliki masalah dalam penglihatannya, karena pada waktu akan dibawa ke Polres Kampar dia terlihat bingung untuk menaiki sepeda motor. Ketika ditanyakan kepada temannya, disampaikan mereka bahwa Dedi memang mengalami masalah penglihatan sejak lahir," tutup Purba.