Tidak Ada Perayaan Imlek, Penjualan Burung Pipit Sepi Pembeli

sepi.jpg
(andrias)

RIAU ONLINE, BENGKALIS - Penjual Burung Pipit di Kelenteng Hok Ann Kiong Kota Bengkalis, Riau pasrah. Berjualan saat Imlek di massa pandemi Covid-19 membuat mereka harus merugi.

Masih sama seperti tahun lalu, perayaan Imlek tahun 2022 kali ini sepi. Tidak ada kemeriahan dan keramaian warga Thionghua menyambut tahun baru Imlek di kleteng tersebut.

Ritual sembahyang warga Tionghoa di Klenteng tersebut juga ditiadakan. Pemerintah tidak membenarkan adanya perayaan yang mengundang keramaian.

Dampaknya dirasakan oleh Pedagang burung pipit bernama Roland (43) asal dari Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel).


Roland (43) bersama tiga orang rekanya berangkat dari Palembang sejak sepekan lalu. Setibanya di daerah Simpang Perak menaiki mobil tumpangan Pikap hingga tiba di Kota Bengkalis.

"Saya dan tiga kerabat tiba di Bengkalis dengan membawa 2000 sampai 2500 ekor burung perorangnya," cerita Roland, Selasa 1 Febuari 2022.

Ribuan burung-burung itu dibelinya dari penangkap asal tempat tinggalnya seharga Rp 1.500 per ekor dan akan dijual dengan harga Rp 5000 per ekornya.

"Sejak hari minggu kemarin, saya mulai berjualan dan sampai hari ini baru seratus ekor saja yang terjual. Sangat terasa menurut omset kami dikarenakan pandemi Covid yang belum normal ini," beber Roland semberi mengeluh akan pengeluaran makan serta penginapannya yang harus dikeluarkan selama di Bengkalis.

Sebagai pedagang tahunan, ia berharap dagangan mereka dapat habis terjual sampai kembali pulang ke Palembang.

"Kita berjualan di sini sampai hari raya ke 6 Imlek dan semoga saja ada warga Tionghoa yang memborong burung burung dagangan kita ini, sebelum kita kembali pulang ke Palembang," harapnya.