Baru Hadapi Warga Koto Aman, Gubernur Riau Syamsuar Sudah Pusing

Demo-Warga-Koto-Aman.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Unjuk rasa selama sepekan terakhir oleh warga Koto Aman, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, membuat Gubernur Riau, Syamsuar, sakit kepala. 

Warga Koto Aman menuntut lahan mereka selama ini seluas 1.500 hektare (ha) yang dikuasai PT Sekar Bumi Alam Lestari (SBAL) selama belasan tahun, dikembalikan ke mereka. 

"Pening. Kita lihat aja perkembangan nanti," kata Gubernur Riau, Syamsuar, usai memberikan Pidato Sambutan Masa Periode 2019-2024, dalam Rapat Pleno DPRD Riau, Senin, 11 Maret 2019.

Syamsuar akui, ia direpotkan dengan unjuk rasa warga Koto Aman. Pasalnya, pekan lalu unjuk rasa ini mendatangi Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo. Unjuk rasa warga tersebut hingga hari ini, masih diteruskan. 


Aksi ini berlangsung ditengah jadwal agenda pidato sambutan masa baktinya tahun 2019-2024 di gedung DPRD Riau. Pasalnya, tuntutan yang dilayangkan oleh masyarakat dengan tujuan aksi yang sebenarnya jauh berbeda.

Rapat Paripurna DPRD Riau

GUBERNUR Riau, Syamsuar, saat memberikan Pidato Sambutan Gubernur Riau Masa Bakti 2019-2024, Senin, 11 Maret 2019, di DPRD Riau.

 

Syamsuar menafsirkan aksi telah ditunggangi oleh sekelompok orang. Bukan murni dari harapan masyarakat sendiri.

"Yang demo sekarang itu mahasiswa sakai. Mereka komplain tidak ada surat kuasa kepada kelompok yang demo kemaren," jelasnya.

Penuturan berbeda dituturkan Koordinator Lapangan (Korlap), Dapson. Dirinya mengatakan aksi mereka tetap sama yakni meminta pemerintah pusat untuk turun langsung menuntaskan konflik yang menimpa lahan mereka.

"Tuntutan kami tetap sama. Kami meminta 1500 hektare lahan yang dikuasai oleh PT Sekar Bumi Alam Lestari (SBAL) untuk secepatnya dikembalikan," jelasnya.