Dituding Pengen Terkenal Seperti Zaadit, Mahasiswa UR Kutip Ceramah Abdul Somad

Paspampres-Amankan-Dua-Mahasiswa.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Laporan : Hasbullah Tanjung

RIAUONLINE, PEKANBARU - Denny Siregar menuding aksi protes dua mahasiswa Universitas Riau yang mengacungkan kertas putih di depan Jokowi saat memberikan pidato sebagai upaya pengen terkenal seperti yang dilakukan oleh Zaadit Taqwa beberapa waktu lalu.

Hal tersebut disampaikan di akun Twitternya, @DennySiregar7, Rabu, 9 Mei 2018 lalu. Dalam tweet nya Denny Siregar merasa kasihan dengan dua mahasiswa yang melakukan protes tersebut dan mengatakan jika dua mahasiswa tersebut ingin terkenal seperti Zaadit.

"@DennySiregar7: Kasian 2 orang mahasiswa yang protes saat @jokowi pidato di Riau, Pekanbaru. Maksudnya pengen terkenal kayal si Zaadid, apa daya orang lbh tertarik pada berita teroris. Gatot, gagal total."demikian kutipan dari akun Twitter nya.

Menanggapi hal itu, salah seorang mahasiswa yang melakukan aksi protes itu, M Hafizona membantah tudingan ingin terkenal tersebut. Dan mengatakan hal tersebut murni merupakan aksi protes keras terhadap presiden Jokowi.


Lebih lanjut, Hafiz juga mengutip ceramah ustad Abdul Somad, dimana Abdul Somad mengatakan apa yang keluar dari mulut seseorang merupakan representasi dari isi kepalanya.

"Kalau isi pikirannya pengen terkenal maka itu yang keluar dalam mulutnya, kalau dalam pikirannya uang, maka yang keluar dari mulutnya adalah berapa uang yg dikasih,"tegas Hafiz.

Ditambahkan Hafiz, mereka yang menuding seperti itu hanya melihat sesuatu dari sudut pandang yang sangat sempit, sehingga aksinya beberapa waktu lalu dinilai sesuatu yang negatif dan mengesampingkan hal lainnya.

"Ketika kita di sodorkan sebuah kertas putih yang ada sedikit noda hitam di tengahnya, kalau fokusnya di noda hitam maka yang dibilangnya adalah kertas itu bernoda hitam,"jelasnya.

Mereka, lanjut Hafiz, tidak terpikir bagaimana dua orang mahasiswa melawan pemimpin negerinya, yang merupakan hal yang cukup berbahaya.

"Bisa saja kami di penjara, atau ancaman lainnya, tapi kita tahu pegas atau per, semakin kuat di tekan maka akan semakin kuat perlawanan. Hidup Mahasiswa,"tutup Hafiz.