Gubri: Sangat Membingungkan. Kemiskinan Turun, Pengangguran Naik

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau bingung melihat kondisi perekonomian di Riau yang dinilai kontradiktif satu sama lainnya. Hal itu dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau pada triwulan I tahun 2016 lalu berkontribusi sebesar 5,32 persen kepada nasional.

Hal ini ditambah dengan menurunnya jumlah penduduk miskin di Riau yang turun menjadi 7,67 dari tahun 2015 yang mencapai 8,82 persen. Namun dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pengangguran di Riau meningkat pada tahun 2016 lalu.

Pengangguran di Riau tercatat mencapai 7,43 persen dan angka tersebut justru lebih tinggi dibandingkan nasional yang berada diangka 5,61 persen.

"Ini sangat membingungkan. Kemiskinan kita turun, tapi pengangguran malah naik," kata Andi Rachman, Rabu, 25 Januari 2017.

Baca Juga: Anggaran Karhutla Turun, Gubri: Saya Tak Ingat Angkanya


Perekonomian Provinsi Riau triwulan I tahun 2016 tumbuh sebesar 2,34 persen membaik bila dibandingkan triwulan I tahun 2015 lalu. Yang mana, pertumbuhan ekonomi didukung oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami kontraksi 2,92 persen dan administrasi pemerintahan dengan kontraksi 5,07 persen.

Secara spasial pada triwulan I tahun 2016, Riau berkontribusi sebesar 5,32 persen. Sehingga tahun 2016 lalu, Riau menjadi provinsi dengan PDRB terbesar ke-5 di Indonesia dan jadi yang terbesar di Pulau Sumatera.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengadaan listrik dan gas yang mencapai 19,6 persen, diikuti sektor jasa lainnya yang mencapai 5,65 persen, dan Industri pengolahan sebesar 5,48 persen.

Klik Juga: Korporasi Wajib Pasang Kamera Pengawas Lahan, Gubri: Himbauan Presiden

Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar berlaku triwulan I tahun 2016 mencapai Rp162,19 triliun dan atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp110,20 triliun.

Riau mulai mengembangkan destinasi wisata sebagai alternatif pertumbuhan ekonomi di saat dua sektor unggulan migas dan perkebunan sudah tak mampu lagi diharapkan. "Tahun ini lebih baik dari tahun lalu, meskipun tidak lagi didukung migas dan Perkebunan," tandasnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline