Antisipasi Teror, Seperti Ini Pengamanan Konferensi Perubahan Iklim Paris

Paris.jpg
(AP)

RIAU ONLINE, PARIS -  Konferensi Iklim PBB (COP21) di Paris tak akan ditunda walau kota itu baru saja diserang teror bom pada 13 November lalu.Konferensi akan diikuti 150 kepala pemerintahan dan 40.000 pengunjung serta delegasi. Konferensi berlangsung selama dua minggu dengan pengamanan selama 24 jam penuh setiap harinya.

 

"Tidak, COP21 akan diadakan," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius menjawab pertanyaan wartawan soal kemungkinan konferensi ditunda atau dipindahkan.(Klik Juga: Inilah Kongres Mahasiswa Islam Termahal di Indonesia


Prancis akan mengerahkan 2.800 polisi untuk memastikan keamanan KTT di Le Bourget, utara Paris. Selanjutnya 8.000 petugas dikerahkan untuk mengamankan perbatasan negara. Menurut Kementerian Dalam Negeri, sebanyak 120.000 polisi dan polisi militer telah dikerahkan di seluruh Prancis.



Pemerintah telah mengumumkan bahwa kontrol perbatasan akan dilakukan menjelang COP21. Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve menyebutkan ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap ancaman teroris ketertiban umum.


Setelah serangan teror lalu, pihak berwenang Prancis memperkuat pos-pos pemeriksaan perbatasan. Pencarian dan penangkapan terus dilakukan untuk memecah jaringan militan yang dicurigai. Cazeneuve mengatakan bahwa lebih dari 300 orang ditangkap sejak 13 November, di antaranya sekitar 200 telah ditahan. (Klik Juga: Baku Hantam Saling Pukul di Arena Kongres HMI)


Kelompok-kelompok teror cenderung tidak menargetkan puncak pertemuan karena tingkat keamanannya yang tinggi. Akan tetapi ada kasus bahwa mereka melancarkan serangan bertepatan dengan acara-acara penting. Contohnya di London, Juli 2005, ketika empat pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di jaringan transportasi bawah tanah dan bus kota dan saat Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyelenggarakan KTT G8.


Ini juga salah satu alasan pemerintah Prancis melarang demonstrasi untuk menandai dimulainya COP21. Setelah serangan terakhir, pemerintah mengumumkan bahwa demonstran harus mempertimbangkan kembali rencana unjuk rasa yang direncanakan di Paris dan kota-kota lain di Perancis pada 29 November dan Desember 12. "Itu adalah keputusan yang sulit, tetapi dalam konteks ini, persyaratan keselamatan adalah prioritas," katanya seperti dikutip dari laman tempo.co, Minggu (29/11/2015).

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline