Bunda, Jangan Terlalu Khawatir Bila Bayi Anda Isap Jempol

bayi.jpg
(Yan)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Nursyamsiati selalu risih bila melihat bayinya mengemut jari. Ibu muda ini sudah merasakan kebiasaan buah hatinya itu sejak usia tujuh hari. "Sejak usia tujuh hari sudah mulai ngemut jempol, tapi hanya sesekali," ujarnya.

Namun menginjak usia dua bulan hingga tiga bulan, si bayi tampak begitu nyaman dan menikmati isapan jempolnya. Bayi akan menangis bila isapan jempolnya dilepas. Padahal, si bayi selalu mendapatkan ASI ekslusif dari sang ibu. 

Kebiasaan bayi ngemut jempol ini membuat Nur selalu khawatir. Sebab dari berbagai informasi yang diterimanya, kebiasaan ngemut jempol pada bayi dapat mengganggu pertumbuhan gigi.

"Ini yang membuat saya khawatir," ujarnya.

Dilansir dari laman Curhatbidan.com, sebenarnya kebiasaan bayi menghisap jari merupakan hal yang wajar. Apalagi saat bayi baru lahir sampai usia 3 bulan hal ini merupakan kebutuhan. Kebiasaan ini juga akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun tahukah bunda, jika ada manfaat dibalik kebiasaan bayi menghisap jarinya ?



Semua bayi suka menghisap jarinya. Aktivitas ini termasuk kesenangan bagi mereka. Kebiasaan menghisap jari timbul karena ada dorongan alamiah yang kuat dari dalam diri bayi yang baru lahir bahkan saat mereka masih dalam kandungan. Bayi menghisap jari bisa disebabkan oleh keadaan psikologisnya misalnya lapar, mengantuk, gelisah, dan takut. Cara ini dilakukan bayi untuk menenangkan dirinya sendiri. Dengan menghisap jari, mereka akan merasa aman dan nyaman.
"Awalnya mereka menghisap jari karena tidak sengaja memasukan tangan ke mulut. Lama Kelamaan bayi akan merasa menghisap jari adalah hal yang menyenangkan dan membuat mereka bahagia," jelas artikel itu.

Kebiasaan menghisap jari menunjukkan bayi bunda sehat dan normal karena refleks hisap sudah seharusnya dimiliki bayi sejak lahir. Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan bayi untuk menyusui. Bayi dengan refleks hisap yang baik tidak perlu dimasukkan puting secara langsung ke mulutnya. Cukup dengan menempelkan puting ke pipinya, maka bayi akan mencari arah puting itu sendiri.

Mulut selain berfungsi untuk makan, juga bisa menjadi alat bagi bayi untuk bereksplorasi. Tindakan memasukan jari ke mulut merupakan stimulus yang diperlukan. Menghisap jari akan membantu bayi belajar mengenal bagian mulut dan tangan serta melatih kemampuan koordinasi tangan dan mata mereka. Selain itu, dengan memasukan tangan ke mulut reflesk muntah bayi akan ditekan.

Jika bunda merasa khawatir akan adanya kotoran atau kuman yang masuk saat bayi menghisap jari, sebaiknya bersihkan tangan bayi secara berkala dengan menggunakan tisu basah khusus bayi. Tidak disarankan untuk memakaikan sarung tangan atau memberikan empeng pada bayi. Memberika sarung tangan bisa menimbulkan masalah bagi bayi. Jika sarung tangan dihisap terus, maka akan menjadi basah dan lembab. Pada keadaan ini kotoran dan kuman dapat melekat dengan mudah. Sedangkan dengan menggunakan empeng, perut bayi akan mudah kembung karena banyaknya udara yang masuk.

Meski bermanfaat kebiasaan bayi menghisap jari normal dilakukan sampai bayi berusia 7 bulan. Jika kebiasaan menghisap jari terus berlanjut dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan gusi dan gigi serta kemampuan bicara. Kelamaan menghisap jari juga bisa menyebabkan tangan bayi iritasi. Namun, bunda jangan cemas karena kebiasaan ini bisa hilang dengan sendirinya. Bunda juga jangan memaksa dengan menarik tangan bayi dari mulutnya, karena bisa membuat bayi frustasi dan ingin terus menghisap jarinya.

Cara terbaik untuk menghilangkan kebiasaan bayi menghisap jari adalah dengan menarik tangannya secara perlahan dan mengajaknya melakukan aktivitas dengan tangan seperti bertepuk tangan atau memberikan mainan teether. Bisa juga dengan mengoleskan makanan yang pahit pada jarinya. Jika semua cara tersebut telah dilakukan dan tidak membuahkan hasil, bunda bisa konsultasikan hal ini pada ahlinya untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.