Petani Bungaraya Bongkar Lahan Sawit untuk Tanam Padi

Ekskavator-Cabut-Pohon-Sawit.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Petani Bungaraya Bongkar Lahan Sawit untuk Tanam Padi
Oleh: Nasir Rosidi

PULUHAN petani di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, membongkar kebun kelapa sawit menggunakan ekskavator menjadi sawah untuk ditanami padi.

Penghulu Kampung Bungaraya, Farid Indra Wahyudi menyebutkan, petani kelapa sawit tergiur dengan penghasilan warga yang menanam padi terus meningkat, sehingga mengubah kebunnya menjadi persawahan.

"Beberapa bulan ini warga menyuntik pohon kelapa sawit yang masih produktif hingga mengering, lalu beralih menanaminya dengan padi," tegasnya, Jumat, 18 Januari 2019.

Ia menyebutkan, Kampung Bungaraya awalnya memang dibuka untuk dijadikan lahan persawahan. Kemudian ratusan masyarakat beralih menanam sawit ketimbang padi.


"Dulu, pertanian belum menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian, sehingga warga banyak mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit. Kini, melihat keberhasilan petani yang masih menanam padi, membuat pola pikir mereka berubah," ungkapnya.

Farid mengapreasi tindakan dilakukan warganya dengan mengembalikan kembali fungsi lahan pertanian menjadi persawahan. Menurutnya, masyarakat sudah menyadari pentingnya ketahanan pangan. Hal itu juga tidak terlepas dari peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang tidak henti-hentinya memberikan pengertian kepada petani akan pentingnya mempertahankan lahan pangan mereka.

Sukarno, warga Bungaraya menjelaskan, perbandingan antara kebun sawit dengan menanam padi sangat terlihat. Misalkan, satu hektare lahan yang ditanami padi, bisa dua kali tanam dalam setahun dengan hasil gabah kering panen mencapai 6-8 ton.

"Dengan begitu bisa berpenghasilan Rp 25-28 juta per musim tanam. Sedangkan sawit sendiri dalam sekali panen hasilnya tidak menentu, mulai dari 400 kilogram (kg) sampai 1 ton sekali panen. Belum lagi harga saat ini sangat rendah hanya berkisar Rp 800 per kilogram," ungkapnya.

Selain faktor ekonomi, pertimbangan beralih dari sawit ke padi, alasan lainnya karena Pemerintah Kabupaten Siak kini lebih memanjakan sektor pertanian. Seperti banyaknya bantuan benih padi, Alat Mesin Pertanian (Alsintan), Sarana Produksi Pertanian (Saprodi), hingga perbaikan sistem pengairan dan infrastruktur.

Disclaimer: 

Kanal Netizen merupakan sarana bagi jurnalis warga untuk berbagi cerita seputar kampung, desa maupun hal lainnya. Tanggung jawab kanal ini berada pada penulis.