Awal 2024, OJK Catat Kinerja Pasar Modal di Riau Alami Pertumbuhan

Konpres-OJK-Riau2.jpg
(HASLINDA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau, melaporkan kinerja pasar modal di wilayah Riau menunjukkan pertumbuhan signifikan di awal tahun 2024.

Kepala OJK Riau, Endang Nuryadin mengatakan hal ini membuktikan semakin tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dan kepercayaan pada sektor jasa keuangan.

"Kinerja industri pasar modal di Riau terus tumbuh di awal 2024. Hal ini didasarkan pada indikator pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID)  serta nilai kepemilikan portfolio saham masyarakat Provinsi Riau," ujar Kepala OJK Riau, Endang Nuryadin, Senin 18 Maret 2024. 

Endang menjelaskan, pertumbuhan signifikan atas nilai kepemilikan portofolio efek saham masyarakat Riau naik sebesar 18 persen dari Rp3,63 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp4,31 triliun pada Januari 2024.

"Hal ini menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal. Berdasarkan data, nilai kepemilikan portofolio efek saham masyarakat Riau," tukasnya. 


Endang menyebut, peningkatan tersebut juga tidak terlepas dari program-program edukasi serta kemudahan akses untuk berinvestasi, termasuk perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat untuk membuka akun dan melakukan transaksi saham secara online. 

"Jumlah investor didominasi oleh generasi muda, menunjukkan optimisme terhadap pasar modal di masa depan. OJK akan terus mendorong pertumbuhan pasar modal di Riau dengan meningkatkan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat, serta menciptakan ekosistem pasar modal yang kondusif dan edukatif," jelasnya.

Tak hanya itu saja, berdasarkan data pemegang rekening, jumlah masyarakat Riau yang memegang rekening Efek Surat Berharga Negara (SBN), Efek Saham dan Efek Reksa Dana cenderung meningkat.

"Pada akhir tahun 2021 jumlah SID di Provinsi Riau adalah sebanyak 195.470 SID, dan di akhir Januari 2024 sebanyak 324.380 SID, atau mengalami peningkatan sebesar 65,9 persen," jelasnya.

Meski demikian, Endang mengimbau masyarakat  agar memahami risiko saat memilih  berinvestasi. Upayakan  berada di entitas yang legal dan terpercaya.