Sama 2015, Ratusan Penumpang dan 14 Penerbangan Terganggu Asap

Take-Off-saat-Asap-Tebal.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Minggu, 22 September 2019, nyaris lumpuh akibat asap pekat menyelimuti.

Tercatat, sebanyak 14 jadwal penerbangan di Bandara di pusat Kota Pekanbaru itu mengalami gangguan.

Ratusan calon penumpang terpaksa memilih melakukan refund dan mencari bandara alternatif terdekat lebih aman dari asap. Satu di antaranya melalui Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat.

"Ada sekitar 14 pesawat alami keterlambatan dari jadwal seharusnya. Jadi banyak delay karena pesawat masuk ke bandara mengalami keterlambatan," kata Officer In Charge Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, Benni Netra.


Di antara jadwal penerbangan terganggu adalah rute Jakarta, Malaysia, Yogyakarta, dan Medan. Selain itu, sejumlah penerbangan tak langsung menuju Pulau Kalimantan juga terganggu akibat asap.

Petaka asap melanda Bandara SSK II Pekanbaru berawal dari terganggunya jadwal empat pesawat di Minggu pagi akibat jarak pandang kurang dari 800 meter, jarak ambang standar keselamatan penerbangan.

Di antaranya pesawat Malindo Air OD 362 balik lagi ke Subang, Kuala Lumpur, Malaysia. Selain Malindo, ada 3 pesawat lain tidak berani mendarat. Keempat pesawat itu tak jadi ke Pekanbaru, dua penerbangan dialihkan ke Bandara Hang Nadim, Batam.

Keempat pesawat itu sempat berputar-putar atau hold di langit Pekanbaru pukul 08.30 WIB. Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan 6856 dari Bandara Soekarno-Hatta seharusnya mendarat pukul 07.35 WIB.

Namun, hingga jarak pandang di landasan pacu Bandara SSK II Pekanbaru berkisar 800 meter, tak juga bisa mendarat. Sehingga pilot memutuskan pengalihan ke bandara di Batam.

Sedangkan, untuk maskapai Citilink QG 936 juga dari Soekarno-Hatta Jakarta dijadwalkan mendarat sekitar pukul 08.15 WIB, serta Malindo Air OD 362 dari Subang, Malaysia dijadwalkan mendarat pukul 08.30 WIB, sempat berputar-putar di udara Pekanbaru. Mereka dialihkan ke Batam, dan ke bandara asalnya.