RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dalam rangka mendekatkan layanan kesehatan mata kepada masyarakat, Klinik Mata Riau Eye Center (REC) di Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, menggelar pemeriksaan mata gratis khusus untuk para jurnalis, Senin, 5 Mei 2025.
Dalam kegiatan sosial tersebut, para jurnalis mendapatkan layanan pemeriksaan lengkap mulai dari visus dan auto refractometer keratometer (ARK), tonometer non-contact.
Para awak media dapat melakukan konsultasi langsung dengan dua dokter spesialis mata berpengalaman, yakni dr. Herman, SpM dan dr. Nur Chaironika, SpM.
Public Relation dan Marketing REC Rahmad Hidayat, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus kontribusi REC terhadap peran media dalam penyebaran informasi kesehatan di masyarakat.
“Kami ingin para jurnalis juga memperhatikan kesehatan mata mereka. Dengan rutinitas mereka yang sering berhadapan dengan layar komputer atau gadget, pemeriksaan mata secara berkala sangat penting. Kami ingin memfasilitasi itu," ujar Rahmad disela kegiatan.
Rahmad menambahkan, Klinik Mata Riau Eye Center didirikan dengan visi memberikan layanan kesehatan mata berkualitas tinggi dengan dukungan dokter spesialis mata berpengalaman dan teknologi termutakhir dari Jerman dan Amerika.
“Yang menjadi keunggulan kami adalah bahwa pemilik dari REC ini adalah dokter spesialis mata sendiri. Sehingga setiap tindakan medis sangat terukur dan langsung diputuskan oleh ahlinya. Ini yang membuat layanan kami lebih maksimal,” tambahnya.
REC sangat fokus dalam menangani tiga jenis gangguan mata utama, yaitu retina, glaukoma, dan katarak. Namun demikian, menurut Rahmad, klinik ini juga melayani berbagai kasus lain terkait kesehatan mata.
“Untuk operasi katarak, kami sudah menggunakan teknologi phacoemulsifikasi, sebuah prosedur modern yang hanya memakan waktu sekitar lima menit. Pasien bisa langsung pulang dan beraktivitas seperti biasa setelahnya,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Riau terhadap kesehatan mata terus meningkat, meskipun belum sebanding dengan negara-negara maju.
“Kami melihat pertumbuhan positif. Ini bisa jadi karena semakin banyak aktivitas masyarakat yang melibatkan layar, seperti smartphone dan komputer. Namun kami juga melihat bahwa edukasi masih perlu terus dilakukan,” terang Rahmad.
Dalam hal pelayanan, REC tidak hanya menyediakan ruang pemeriksaan dan tindakan medis, tapi juga fasilitas pendukung seperti musala, toilet yang bersih, ruang tunggu nyaman lengkap dengan sajian minuman seperti kopi, teh tarik, dan Milo.
“Kami ingin pasien merasa nyaman, karena kenyamanan juga bagian dari proses penyembuhan,” tambah Rahmad.
Ia menambahkan bahwa lokasi strategis di jalan besar dan tepat di seberang Indogrosir menjadi nilai tambah karena memudahkan akses pasien dari luar kota. Ditambah lagi, lahan parkir yang luas memudahkan pasien dan keluarga yang datang dengan kendaraan pribadi.
“Dengan lokasi yang representatif dan harga yang kompetitif, kami berharap bisa menjadi pilihan utama masyarakat dalam mencari layanan kesehatan mata,” tutup Rahmad.
Salah satu keluhan paling umum yang diterima REC dari pasien adalah mata kering dan perih. Menurut dr. Herman SpM, keluhan ini seringkali disebabkan oleh frekuensi berkedip yang menurun ketika seseorang terlalu lama menatap layar.
“Ketika kita berkedip, sebenarnya kita sedang memberikan pelumas alami pada mata. Jika terlalu jarang berkedip, mata menjadi cepat kering dan lelah,” terang dr. Herman.
Dokter Herman dan dokter Nur Chaironika juga dikenal sebagai rujukan bagi banyak dokter mata di wilayah Riau, terutama untuk kasus-kasus kompleks seperti retina dan glaukoma.
Bahkan, dalam beberapa kasus fatal seperti saraf optik yang hampir putus, REC masih mampu memberikan penanganan selama pasien masih dalam masa “golden period”.
“Kalau masih dalam periode emas, kami bisa bantu. Tapi kalau sudah lewat, kemungkinan sembuhnya jadi fifty-fifty,” tutup dr. Ika, sapaan akrab dr. Nur Chaironika.