Idris Laena: Sikap Bamsoet Soal Amandemen UUD Bukan Sikap Partai

Idris-Laena2.jpg
(Golkarpedia.com)

RIAUONLINE, PEKANBARU-Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Idris Laena mengatakan, pernyataan Bambang Soesatyo terkait amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yang ditekadkan rampung sebelum lengser adalah pernyataan pribadi Bambang Soesatyo.


Anggota DPR RI Dapil Riau I ini mengatakan pernyataan tersebut memang pendapat Bamsoet Selaku Ketua MPR maupun sebagai pribadi, namun bukan representasi dari sikap Partai Golkar.

"Bambang Soesatyo, boleh-boleh saja menyampaikan hasil dengar pendapat, termasuk pandangan dari fraksi. Tetapi sikap resmi Fraksi Golkar  MPR RI terkait hasil rumusan dari Badan Kajian MPR, harus diputuskan dalam rapat gabungan. Tentu ini akan melalui proses yang panjang," Papar Idris Laena, Selasa, 12 Oktober 2021.

Ia mengatakan, selaku Ketua Fraksi Golkar MPR RI,  ia dan Ppimpinan Fraksi Golkar MPR RI lainnya telah meminta kepada Bambang Soesatyo, agar mengedepankan sikap fraksi jika berbicara tentang amandemen konstitusi.

"Kita minta agar selalu menyampaikan juga sikap dari Fraksi Partai Golkar. Beliau sebagai kader Partai Golkar pun telah menyampaikan taat pada kebijakan partai," ungkapnya.

Ia menjelaskan, terkait Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN), pada dasarnya Golkar dapat menerima, asalkan dasar hukumnya cukup dengan Undang-Undang. Namun, jika dasar hukumnya TAP MPR atau penambahan pasal dalam UUD NKRI 1945 maka perlu pengkajian lebih jauh.

"Berarti harus mengamandemen konstitusi maka perlu pertimbangan yang sangat matang. Saat ini itu tidak mendesak untuk dilakukan," ungkapnya.

 

Ia menegaskan, Fraksi Golkar juga telah menggodok masukan-masukan dari berbagai kalangan, termasuk dari akademisi yang justru memberi masukan untuk memperhitungkan secermat mungkin agar tidak terjadi kekeliruan dalam membuat Kebijakan.

"Untuk diingat bahwa kita tidak mengenal istilah amandemen terbatas, Sehingga jika amandemen dilakukan, akan banyak sekali kepentingan politik yang ikut ambil kesempatan. Ini akan berbahaya bagi keutuhan bangsa dan Negara," ungkap Idris Laena.