Kisah Petani Nenas yang Mampu Kuliahkan Anak ke Perguruan Tinggi

petani-nenas.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, SIAK – Petani Nanas asal Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Apo (32) mengaku mengalami peningkatan taraf hidup sejak mengikuti program One Village One Comodity (OVOC) atau program 1 desa 1 komoditas yang diinisiasi oleh Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

“Dulu penghasilan kami hanya sekitar Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per bulan. Sekarang bisa sampai Rp 2,5 juta dan bisa untuk biaya kuliah anak,” aku Apo.

Saat ini, sekitar 20 anggota keluarga di Desa Penyengat telah mengikuti program OVOC . Secara ekonomi, penghasilan mereka pun mengalami peningkatan. Dari hasil tani yang tadinya hanya Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu, bisa menjadi Rp 2,5 juta perbulannya.


Dalam satu hektare lahan tanam, terdapat 20.000 pohon dengan masa panen 12 bulan sekali. Nanas yang dihasilkan pun memiliki perkiraan berat hingga 1,5 kg per buah, sehingga Desa Penyengat memiliki potensi untuk menghasilkan 30 ton nanas per tahun dari setiap lahan. Hasil panennya pun telah dipasarkan ke berbagai wilayah seperti Kota Siak, Sungai Pakning, Pekanbaru, Indragiri Hulu, bahkan Jakarta, di mana petani OVOC dapat menjual hingga 6.000 nanas per hari.

Bupati Siak, Drs H Syamsuar optimis Desa penyengat menjadi komoditas nanas di Indonesia. Ia bangga distribusi nanas ini sudah sampai ke Pulau Jawa.

"Ini sesuai dengan program Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia tentang setiap desa memiliki produk unggulan. Pemerintah Kabupaten Siak komit terhadap hal ini. Kami pun mendukung desa Penyengat ini menjadi tempat wisata agro di Riau," ujarnya.

Direktur CD RAPP, Marzum menjelaskan program ini merupakan wujud komitmen RAPP untuk menyejahterakan masyarakat di yang berada di sekitar daerah operasional. OVOC merupakan program yang mengajak masyarakat desa untuk memilih hasil tani seperti apa yang cocok menjadi ciri khas desa mereka. Lalu, hasil tani tersebut bisa dijual untuk menajdi sumber penghasilan masyarakat desa. Tidak hanya membantu masyarakat untuk mencari tahu saja, melalui program OVOC, RAPP juga memberikan pelatihan tentang cara bertani modern kepada masyarakat.

“Perusahaan ingin tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sesuai dengan prinsip yang dianut oleh RAPP bahwa perusahaan haruslah baik untuk masyarakat (community), negara (country), iklim (climate), konsumen (customer) dan perusahaan (company),” tutur Marzum

Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan cara menanam, pembibitan hingga pemasaran. Bantuan lain juga diberikan kepada para petani seperti bibit, pupuk, hingga pestisida. Program OVOC ini sudah berjalan di empat kabupaten, yakni Siak, Kampar, Pelalawan, dan Kepulauan Meranti. Beberapa desa juga telah menuai hasil pertanian dari program OVOC ini, seperti Desa Kerinci Barat yang memproduksi jambu kristal, Desa Lalang Kabung dengan jambu madunya.***