Ramai Petisi Kampus Kritik Pemerintah Jokowi, Fahri Hamzah: Pelaku Utamanya di 03

Fahri-Hamzah5.jpg
(instagram @fahrihamzah)

RIAU ONLINE - Sejumlah civitas akademika di beberapa perguruan tinggi membuat petisi yang mengkritisi demokrasi di pemerintahan Presiden Jokowi. Hal ini mendapat sorotan dari Wakil Komantan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

"Stop Politisasi Kampus jelang pencoblosan!" tulis Fahri alam unggahan video di akun X pribadinya, @Fahrihamzah, dikutip dari Suara.com, Minggu 4 Februari 2024.

Fahri menduga ada gerakan yang dilakukan para guru besar dengan mengatasnamakan kampus masing-masing. Meski begitu, ia mengaku bersyukur terhadap kemunculan kelompok ini.

Kelompok yang saat ini, menurutnya kelompok sama yang muncul selama delapan hingga sembilan tahun terakhir menjadi aktor aktif menyetujui tindakan represi negara terhadap kampus.Mulai dari pemberangusan kebebasan mimbar dan kebebasan akademik.

"Ini orang-orangnya adalah orang yang sama. Saya bersyukur adalah karena mereka akhirnya berpisah dari Pak Jokowi. Karena pada dasarnya Pak Jokowi itu bukanlah orang ideologis seperti mereka yang mengandung anasir-anasir kebencian pada masa lalu dan kelompok lain. Khususnya kelompok Islam," kata Fahri.

Namun di sisi lain, Fahri mengaku agak kecewa karena kelompok yang selama delapan hingga sembilan tahun terakhir dipersekusi justru kini ikut bergabung bersama kelompok yang kini muncul.


"Mereka ini lah dulu yang sangat setia dengan ideologi kiri merahnya, seolah-olah mendapat restu dari Pak Jokowi untuk melakukan persekusi di dalam kampus dan melarang tokoh-tokoh kritis untuk masuk kampus, dan sekarang mereka lihat kenyataan bahwa mahasiswa sudah tidak bisa digerakan dan apa yang terjadi karena mahasiswa tidak bisa digerakkan? Akhirnya mereka kelompok-kelompok ideologis lama ini menggunakan kampus atas nama guru besar keluar dan menyampaikan semacam prihatinan atau protes," tutur Fahri.

Padahal, menurut Fahri, sesungguhnya kelompok tersebut yang justru sangat terafiliasi dengan partai politik dan juga terafiliasi dengan kandidat tertentu.

"Saya menganggap pemainnya dari kelompok ini adalah pelaku utamanya di 03 atau berafiliasi dengan 03 dan yang ikut-ikutan, tidak sadar bahwa mereka itu adalah korban dari kelompok ini justru banyak pengikut daripada kelompok kanan sekarang ini, pendukung salah satu kandidat, nomor 1 khususnya," kata Fahri.

Ia menilai kelompok yang kini muncul mengatasnamakan kampus, justru orang-orang yang berpartai di dalam kampus, serta menggunakan kekuasaan untuk mengambil pengaruh di kampus masing-masing.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini lantas mengajak baik pihak yang sudah kadung bergabung maupun belum bergabung dengan kelompok terkait untuk meninggalkan. Fahri mengajak kelompok-kelompok lain untuk tetap berada nasionalis di tengah bersama Jokowi dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Kita berjuang bersama Pak Prabowo dan Mas Gibran serta Pak Jokowi tentunya untuk merancang satu era baru. Tidak saja perguruan tinggi kita yang harus semakin akademik dan independen tetapi juga seluruh bangsa Indonesia yang harus semakin kita hindarkan dari konflik yang tidak bermutu, seperti yang dilakoni oleh kelompok-kelompok barisan sakit hati ini," kata Fahri.

"Sekali lagi mari kita ke tengah, mari kita tuntaskan Pemilu 14 Februari 2024 sekali putaran saja untuk transisi Indonesia yang baik yang damai, yang akan mengantarkank ita kepada Indonesia Emas 2045 dan mengantarkan Indonesia pada era baru, negara kuat, negara super power," tandasnya.