Ridwan Kamil di Dua Kubu, Bakal Jadi Cawapres Ganjar atau Prabowo?

Ridwan-kamil-golkar.jpg
(ANTARA/HO-Pemprov Jabar)

RIAU ONLINE - Nama Ridwan Kamil tengah ramai dibahas saat mendekati pendaftaran Pilpres 2024 pada Oktober 2023 mendatang. Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu bahkan masuk ke dua kubu bacapres berbeda.

Ridwan Kamil dilirik PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo. Di pihak Gerindra, Ridwan Kamil juga masuk radar cawapres Prabowo Subianto.

Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto sebelumnya menyebut bahwa koalisinya menempatkan Ridwan Kamil jadi cawapres unggulan bersama Menkopolhukam Mahfud MD.

Hasto sempat menyelipkan pantun dalam acara Groundbreaking proyek Monumen Plaza Bung Karno di Taman Saparua, Bandung, Rabu, 28 Juni 2023.

"Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) memang kaya prestasi. Memajukan Jabar penuh karya seni. Pemilu akan digelar beberapa bulan lagi, Bacawapres Pak Ganjar ternyata ada di sini," kata dia, dikutip dari kumparan, Jumat, 16 September 2023.

Ridwan Kamil bahkan sudah bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu. Tak dipungkiri, ada bahasan soal cawapres di sana.

Di sisi lain, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyebut mantan Gubernur Jawa Barat itu sebagai salah satu tokoh yang diperhitungkan oleh Koalisi Indonesia Maju, untuk mendampingi Prabowo Subianto.

"Saya sudah bicara di sini tempo hari, kemungkinan Pak Ridwan Kamil, insyaallah. Dalam arti, terbuka peluang itu," kata Muzani ketika ditemui di Hotel Pullman, Kota Bandung, pada Rabu, 13 September 2023.

Pertemuannya secara 4 mata yang berlangsung pada Rabu, 13 September 2023 lalu juga memperkuat Ridwan Kamil menjadi cawapres Prabowo. Ada cilok istimewa dan pembahasan khusus di Kertanegara malam itu.

"Jadi benar tadi malam Pak Prabowo makan malam bersama Pak Ridwan Kamil. Beliau makan di Kertanegara, Kang Emil datang lalu bawa-bawa oleh cilok untuk Pak Prabowo. Mereka makan malam, ya bercerita panjanglah," kata Ketua DPP Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis, 14 September 2023.

Menurut Andre, ada banyak hal yang dibahas dalam pertemuan itu. Apalagi Prabowo dan Ridwan Kamil memiliki hubungan istimewa sejak lama. Ridwan Kamil juga merupakan kader Golkar, sehingga dinilai sebagai bagian dari Koalisi Indonesia Maju.

Andre mengungkap bahwa Prabowo dan Ridwan Kamil tampak begitu dekat dalam pertemuan pada Rabu malam di Kertanegara saat isu cawapres menghangat.

Ketua DPP Gerindra Andre Rosiade mengungkap ada cilok yang sengaja diantar Ridwan Kamil untuk Prabowo. Soal cawapres, tak dipungkiri jadi salah satu yang dibahas, tapi belum ada keputusan.


Namun yang jelas, menurutnya, Prabowo memandang positif sosok eks Gubernur Jawa Barat itu. Pembahasan dengan parpol koalisi pasti akan terus dilakukan.

Apalagi di berbagai survei nama Ridwan Kamil selalu masuk 3 besar. Ia bersaing dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menparekraf Sandiaga Uno.

"Begini, Kang Ridwan Kamil merupakan bagian dari keluarga besar Koalisi Indonesia Maju dan memang kalau dari survei salah satu yang menonjol. Siapa yang dipilih nantinya enggak tahu. Itu kan musyawarah untuk mufakat,' kata Andre.

Menanggapi pertemuan itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Marcus Mekeng, menilai ini sebagai salah satu penjajakan cawapres jelang Pilpres 2024.

“Ya di sini yang berkembang kan pertemuan Ridwan Kamil, ini mungkin penjajakan akhirlah ya sebelum mengambil keputusan siapa yang akan dijadikan pendampingnya,” kata Mekeng.

Mekeng menyebut Prabowo juga bertemu dengan kandidat bakal cawapres lainnya untuk menggali diferensiasi seperti Airlangga Hartarto dan Erick Thohir. Pertemuan itu wajar untuk mencari sosok terbaik.

“Tentunya Pak Prabowo melihat sebuah diferensial yang dimiliki semua calon tapi juga tidak mungkin juga dia memperhitungkan elektoral si calon untuk bisa menambah suara Pak Prabowo,” ujarnya.

Kendati begitu, kata dia, Golkar harus realistis terkait masa depannya di Pilpres 2024. Hasil musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar mengamanatkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto agar menjadi capres/cawapres. Namun bila kans Ridwan Kamil menjadi cawapres lebih besar lebih baik mendukung mantan Gubernur Jabar itu.

“Airlangga harus rasional kalau enggak diambil sama Prabowo, lebih baik dukung RK (Ridwan Kamil) sama Ganjar agar Golkar tetap dapat porsi di pemerintahan yang akan datang,” kata Mekeng.

Menurutnya mengenai cawapres Golkar tak memaksakan harus Airlangga.

“Jadi Airlangga pun harus realistis kalau dia enggak diterima oleh Gerindra oleh koalisinya ya harus berpikir realistis untuk partai bukan untuk dia pribadi,” ujar dia.

“Kalau ada kader potensial yang bisa didukung ya mendingan dukung kader potensial jadi cawapres dong. Jadi enggak kosong kosong, Golkar ini kan mesin besar, harus realistis,” jelasnya.

Ia bahkan tidak mempermasalahkan Airlangga atau Ridwan Kamil yang akhirnya dipilih sebagai cawapres. Ia mengatakan selain hasil Munas Golkar, elektoral kandidat sosok cawapres juga harus diperhitungkan.

“Kenapa ya harus Airlangga? Kenapa harus Ridwan Kamil? Sebagai kader Golkar yang dilirik juga harusnya Golkar senang dong, artinya tidak kosong, dan tidak memaksakan diri,” ujarnya.

Sementara beberapa lembaga survei menunjukkan nama Ridwan Kamil menjadi salah satu nama yang masuk dalam bursa cawapres dengan elektoral yang cukup tinggi.

“Jadi kalau misalnya memang tidak mengambil Airlangga, tentunya Golkar harus realistis, masih ada kader yang bisa direpresentasikan ini. Semua harus pakai rasional, enggak pakai hati, enggak baper,” imbuhnya.

Di kubu Ganjar Pranowo, DPP PDIP Said Abdullah menyampaikan soal kemungkinan pihaknya menarik Ridwan Kamil sebagai cawapres Ganjar Pranowo demi mendongkrak suara di Jawa Barat.

"Suara Ganjar di Jabar relatif rendah kemudian kita akan tarik RK sebagai cawapresnya? Pertanyaannya, apakah otomatis kalau RK dengan Ganjar, tiba-tiba Ganjar menang di Jawa Barat? Mana surveinya? Tunjukkan ke saya," tegas Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, kemarin.

Hingga saat ini, menurut Said, elektabilitas kandidat yang masuk bursa cawapres di berbagai surveo tidak terlalu tinggi. Hanya sekitar 11% hingga 17,5% saja yang tertinggi.

"Rata-rata para cawapres itu tingkat elektabilitas tertingginya itu di 17,5% sampai di 11%. Itu irisan dengan capresnya hampir sama," ungkapnya.

Meski begitu, kata Said, belum terlihat adanya tarik-menarik antara kubu Prabowo dan Ganjar untuk memperebutkan Ridwan Kamil. Menurutnya, Ridwan Kamil bisa bertemu siapa saja mengingat belum ada ikatan dengan salah satu capres.

Sementara itu, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, mengakui Ridwan Kamil adalah salah satu kandidat yang telah dibahas di internal Gerindra untuk maju mendampingi Prabowo. Meski begitu, mengenai kemungkinan Ridwan Kamil mendampingi Prabowo mesti dibahas lagi bersama partai lain yang tergabung ke dalam Koalisi Indonesia Maju.

"Ridwan Kamil adalah salah satu nama yang diperbincangkan, dibicarakan di internal Gerindra sebagai kandidat yang bisa wakili Pak Prabowo, tapi tentu saja ini sangat ditentukan partai koalisi," ucap dia.