PCINU Amerika Serikat Benarkan Muhaimin Curi PKB dari Gusdur

Muhaimin-Iskandar9.jpg
(in. [Suara.com/Alfian Winanto])

RIAU ONLINE, WASHINGTON-Pengurus Cabang istimewa Nahdatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat Akhmad Sahal merespons bantahan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang membantah tudingan melakukan kudeta terhadap Gus Dur.

Akhmad Sahal menilai yang diperjuangkan Yenny Wahid dan Alissa Wahid sudah sesuai dengan kenyataan.

Sebelumnya, video lawas Gus Dur yang menyatakan bahwa PKB telah direbut Muhaimin Iskandar kembali beredar di media sosial, setelah pernyataan Cak Imin yang menyebut dirinya dikudeta Gus Dur.

Bahkan, kedua putri presiden ke-4 Republik Indonesia itu juga sempat meluapkan kemarahan atas narasi yang dibuat Cak Imin.

Akhmad Sahal kemudian menilai bahwa yang dikatakan Yenny Wahid dan Alissa sesuai dengan kenyataan. Sebab, Gus Dur pernah menyatakan bahwa PKB dicuri oleh Muhaimin Iskandar atas bantuan pemerintahan saat itu, yakni di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kalau kita lihat dari video Gus Dur, memang apa yang dikatakan oleh Mbak Alissa dan Mbak Yenny sesuai dengan kenyataan" Akhmad Sahal Mind TV Indonesia, Jumat (8/9/2023).


"Karena memang Gus dur sendiri itu bilang, bahwa PKB itu dicuri oleh Cak imin dengan bantuan SBY dengan pemerintahan saat itu," katanya.

Menurutnya, hal tersebut menjadi ironi bila PKB mengklaim sebagai penerus Gus Dur. Ia kemudian menyenggol Anies Baswedan yang kini menjadi pasangan Cak Imin sebagai pasangan capres-cawapres. Menurut Sahal, Anies merupakan sosok bapak politik identitas.

"Ini menurut saya menjadi hal yang ironi kalau PKB mengklaim sebagai penerus Gus Dur. Karena yang kita tahu Anies itu adalah track recordnya sebagai bapak politik identitas," lanjutnya.

Dia kemudian mengemukakan bahwa hal itu jelas bertentangan dengan spirit politik Gus Dur yang berlandaskan kepada kebhinekaan dan kemajemukan.

"Ini jelas bertentangan dengan spirit politik Gus Dur yang berlandaskan kepada kebhinekaan, kemajemukan dan tidak melihat non-muslim sebagai ancaman. Sebagaimana yang dilakukan oleh kubunya Anies ketika Pilkada DKI 2017, di mana ada politik ayat dan mayat lah saat itu," lanjutnya.

Ia kemudian menilai dari segi pilihan Cak Imin dan PKB yang memilih merapat ke timnya Anies Baswedan sendiri sudah problematik.

"Jadi dari segi pilihan Cak Imin dan PKB sekarang merapat ke timnya Anies saja sudah problematis," katanya.

Bahkan, menurutnya hal itu bisa menjadi tolok ukur untuk menentukan kebenaran dari narasi Cak Imin.

"Terbukti bahwa yang dilakukan Cak Imin itu sesuatu yang kontradiktif. Kontra terhadap perjuangan kebhinekaan dan semangat memperjuangkan anti intoleransi yang menjadi ciri khas perjuangan Gus Dur," katanya dikutip dari suara.com