Jokowi Beri Sinyal Dukung Duet Prabowo-Ganjar, Bisa Jadi Pasangan Paling Kuat?

Prabowo-Ganjar2.jpg
(istimewa/Via suara.com)

RIAU ONLINE - Sejumlah kalangan menangkap sinyal dukungan Presiden Jokowi terhadap duet Prabowo-Ganjar. Duet Prabowo-Ganjar muncul setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Jokowi meninjau panen raya di Kebumen, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Ujang Komarudin sebagai analis politik menilai bahwa sinyal dukungan atau endorse dari orang nomor satu RI itu kental terasa. Jika merunut ke belakang, Jokowi tampak beberapa kali memberikan endorse untuk Ketua Umum Gerindra maju dalam pencapresan 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu, ada alasan kuat di balik dukungan Jokowi untuk Prabowo. Satu di antaranya yakni posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Pengalaman Prabowo dalam dunia politik yang sudah dua kali menjadi capres pada 2014 dan 2019 juga dinilai menjadi pertimbangan.

"Pak Prabowo punya pengalaman sebagai capres, jadi konstruksi yang ideal bisa saja bahwa Prabowo berdampingan dengan Ganjar. Saya melihat beberapa Pak Jokowi meng-endorse secara khusus saatnya giliran Pak Prabowo," kata Ujang, dikutip dari Suara.com, Selasa 14 Maret 2023.

Ujang menilai pertemuan Prabowo dan Ganjar saat peninjauan panen raya di Kebumen itu terlepas dari peran Jokowi. Jokowi bahkan dianggap memfasilitasi pertemuan yang belakangan dianggap sebagai sinyal dukungan.

Kendati begitu, menurut Ujang, Jokowi tidak sembarangan dalam mendorong duet Prabowo-Ganjar. Elektabilitas keduanya yang moncer di berbagai hasil survei tentu menjadi alasan.

Menurutnya, tingginya elektabilitas membuat pasangan Prabowo-Ganjar berpotensi meraih kemenangan besar.

"Kalau kita bicara survei yang ada saat ini di lembaga yang kredibel bahwa mengatakan Prabowo dan Ganjar paling kuat dan cocok untuk bisa bersaing dengan capres cawapres yang lain," kata Ujang.

Jokowi sebelumnya buka suara terkait sosok Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang ikut hadir dalam peninjauan panen raya di Kebumen, Jawa Tengah. Jokowi mengaku sengaja mengajak Prabowo yang juga memiliki jadwal kunjungan kerja ke Jawa Tengah.

Kata Jokowi, saat itu Prabowo hendak berangkat ke Magelang. Kepala Negara itu kemudian berinisiatif untuk mengajak Prabowo berangkat bersama.

"Kebetulan pak Prabowo mau ke Magelang. Saya ajak bareng, turun di Kulonprogo," kata Jokowi usai resmikan TPST Kesiman Kertalangu, Denpasar, Bali, Senin 13 Maret 2023.


Jokowi lantas mengajak Prabowo untuk ikut dalam peninjauan panen raya mengingat jadwal kerja Menteri Pertahanan itu akan dimulai pada siang hari.

Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah ada di lokasi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Karena pertemuan pak Prabowonya siang udah kita ke sawah dulu, ke panen raya. Ada saya, ada pak Ganjar, ada pak Prabowo, sudah," ucapnya.

Keakraban Jokowi, Prabowo dan Ganjar terlihat dalam foto yang dibagikan. Banyak menyimpulkan bahwa itu adalah kode Jokowi untuk merestui Prabowo dan Ganjar sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.

"Ideal semua," kata Jokowi saat ditanyakan siapa yang lebih pantas untuk menjadi capres atau cawapres.

Baru-baru ini, lampu hijau untuk mengusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo pun menyala. Sinyal tersebut disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembinan Gerindra, Hashim Djojohadikusumo.

Adik Prabowo itu menyebut bahwa Gerindra terbuka untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim di Jakarta pada Minggu 12 Maret 2023.

Hashim menilai Prabowo lebih tepat maju sebagai capres karena pengalaman panjangnya dalam dunia politik di Indonesia.

"Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua, pengalamannya berbeda 'kan," ujarnya.

Kendati begitu, kata Hashim, wacana Prabowo-Ganjar hanya akan terlaksana dengan persetujuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai mitra koalisi Gerindra dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

"Kemungkinan itu terbuka kalau Pak Ganjar mau jadi. Akan tetapi, harus disetujui oleh PKB. 'Kan begitu, harus disetujui PKB, kami terbuka," tutur Hashim.

Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) PKB Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa pihaknya tidak khawatir dengan kedekatan Prabowo dan Ganjar.

Menurutnya, kedekatan para tokoh nasional sangat penting dalam konsolidasi demokrasi agar semua proses politik berjalan dengan kondusif serta saling menghargai dan menghormati.

"Pertemuan Ganjar dengan Prabowo, masing-masing memiliki potensi untuk berkompetisi adalah pertemuan yang sangat positif," kata Muhaimin.

Ketum PKB yang akrab disapa Cak Imin itu menegaskan koalisi KIR yang dibangun PKB dan Gerindra tetap solid dan terus bergerak. Pasalnya, dalam koalisi telah dibuat komitmen bahwa keputusan terkait sosok yang diusung sebagai capres dan cawapres akan dibahas oleh pimpinan partai.

"Kami sudah berkomitmen, keputusan akhir saya dan Bapak Prabowo," katanya.