Predator Seksual Berkeliaran di KRL, Penumpang Wanita Risih dan Jijik

Onani-di-KRL.jpg
(Instagram)

RIAU ONLINE, JAKARTA-Kasus pelecehan seksual kembali terjadi di KAI Commuter atau KRL (kereta listrik). Kejadian yang berulang membuat penumpang khawatir, khususnya perempuan yang rentan menjadi korban. KAI Cummuter diminta memberikan sanksi tegas, bukan hanya sekedar wacana.

Aini, seorang pengguna KRL mengaku merasa risih dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi.

"Saya sebagai penumpang perempuan, merasa risih dan jijik. Dan juga insecure ya, gara-gara banyak ke up video-video pelecahan seksual di dalam KRL," kata Aini saat ditemui Suara.com di Stasiun Manggarai, Senin (18/7/2022).

Karena maraknya kasus pelecehan, dia merasa khawatir selama menggunakan KRL, sebab tidak menutup kemungkinan dirinya menjadi korban yang ditarget.

Seorang lelaki terekam video amatir melecehkan seorang perempuan berjilbab yang tengah memejamkan mata di dalam KRL Bogor - Kota. [Instagram]

Seorang lelaki terekam video amatir melecehkan seorang perempuan berjilbab yang tengah memejamkan mata di dalam KRL Bogor - Kota. [Instagram]

"Mungkin selama ini, saya naik KRL, mikirnya siapa tahu saya selama ini mungkin ad2a upaya-upaya pelecehan dan pencabulan, yang mungkin dilakukan ke saya. Mungkin saya enggak mengetahuinya juga," kata dia.

Menurutnya, terulangnya kasus pelecehan seksual di dalam kereta, karena ketidaktegasan KAI Cummuter kepada para pelakunya. Tindak lanjut pengelolah dinilai hanya sekedar meredam kepanikan penumpang, bukan membuat upaya jangka panjang.

"Saya sayangkan itu dari pihak KRL-nya itu, kan kasusnya sudah beberapa kali ke-up gitu. Tapi kayaknya dari pihak KRL cuma sekedar imbauan, terimakasih atas info dari masyarakat, sekedar menindak lanjuti," kata Aini.

"Tetapi kayak ke depan kasus ini masih terjadi terulang, pihak KAI enggak tegas sih soal, memberantas pelecehan dan pencabulan di KRL," sambungnya.


Sementara itu, Umamah, pengguna KRL lainnya juga merasakan kekhawatiran yang sama. Menurutnya perempuan sangat rentan menjadi korban pelecehan seksual.

"Saya takut banget sih, mendengar banyak berita, kalau pelecehan itu banyak terdeteksi di kendaraan umum apalagi di kereta. Perempuan itu rentan menjadi korban pelecehan seksual di tempat-tempat umum seperti itu," ujarnya.

Tindakan tegas tegas dan upaya pencegahan yang berkelanjutan harus segera diambil KAI Commuter.

"Benar-benar menindak tegas, jangan cuma soal wacana, tetapi menindak tegas segala bentuk, sekecil apapun indikasi yang mengarah ke pelecehan seksual. Jadi tindak tegas itu menurutku perlu diperlihatkan KAI Cummuter. Kedua sebenarnya ini sudah dilakukan KAI Cummuter, mungkin bisa dilakukan lebih banyak lagi dan masif lagi," ujarnya.

Di sisi lain, Serly mengatakan maraknya kasus pelecehan seksual di transportasi publik, khususnya KRL membuat sangat jarang menggunakan fasilitas kendaraan publik. Dia merasa tidak nyaman, sehingga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor.

"Makanya suka insecure kalau naik kendaraan umum dan milih naik motor sendiri," ujarnya.

Baginya, kendaraan umum seperti KRL hanya menjadi pilihan terakhirnya untuk bepergian.

"Tapi kalo terpaksa naik umum, paling pilih gerbong cewe, cuma kadang udah penuh bangat," kata dia.

Serly berharap kasus pelecehan seksual tidak terjadi lagi, dengan adanya upaya pencegahan dan penindakan yang tegas.

Marak Teror Pelecehan Seksual di KRL

Dalam waktu sepekan terakhir terjadi dua kasus dugaan pelecehan seksual di KRL. Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter, Leza Arlan mengatakan untuk kasus di terjadi Stasiun Pasar Minggu petugas pengamanan di dalam KRL berkoordinasi dengan petugas keamanan stasiun mengamankan terduga pelaku pelecehan di KRL No4264 relasi Jakarta Kota-Bogor.

"Terduga pelaku dibawa ke Pos Pengamanan Stasiun Pasar Minggu untuk dilakukan pemeriksaan atas kejadian tersebut," kata Leza saat dikonfirmasi, Minggu (17/7/2022).

Selanjutnya, kata dia, petugas menyerahkan terduga pelaku ke pihak Kepolisian Sektor Pasar Minggu untuk diproses secara hukum.

Sementara itu, peristiwa pada hari Sabtu (16/7/2022) KAI Commuter juga mendapatkan laporan dari pengguna KRL lintas Stasiun Duri-Stasiun Jatinegara yang merekam dugaan tindak pelecehan terhadap penumpang wanita yang tertidur pulas dalam KRL.

"Pelaku turun di Stasiun Jatinegara setelah tindakannya diketahui oleh pengguna KRL lainnya," katanya dikutip dari suara.com

Atas laporan tersebut, petugas KAI Commuter segera melakukan pengecekan dan penelusuran pelaku di area stasiun. Petugas Pengamanan di dalam KRL maupun di area stasiun juga terus secara rutin akan berpatroli di pengawasan areanya masing-masing.