Warga Sedih, Sembako dari Pemko Ternyata Harus Bayar, Padahal Infonya Gratis

Bagi-sembako.jpg
(sriwijaya pos)

RIAU ONLINE, TEGAL-Warga Tegal kecewa dengan kebijakan lockdown yang diambil pemeritah. Pasalnya warga yang tidak berkeja kesulitan mendapatkan pekerjaan. Selian itu, sembako yang dialokasikan oleh Pemkot Tegal ternyata tidak cuma-cuma. Warga harus membayar Rp 86 ribu untuk mendapatkan sembako tersebut.

Warga Desa Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Yuniati (48) mengatakan, memang ada sembako dari pemerintah, namun waktu mengambil harus bayar Rp 86 ribu. Lantaran tidak punya uang, Yunianti tidak bisa mengambil sembako tersebut.

"Iya saya dapat kabar kalau ada sembako dari pemerintah selama lockdown lokal. Namun setelah tiba di tempat pengambilan malah disuruh bayar," jelasnya kepada Suara.com, Rabu 1 April 2020.

Awalnya, Yuniati disuruh untuk mengumpulkan Kartu Keluarga (KK) untuk mendapatkan sembako tersebut yang berisi beras lima kilogram, gula dua kilogram dan minyak satu kilogram.

"Ya saya tidak jadi ambil soalnya tidak punya uang. Sekarang bingung mau makan apa. Bekerja aja tidak boleh. Saya bingung mau gimana memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi saya adalah tulang punggung keluarga," katanya.

Selama ini, untuk makan saja Yunianti kesulitan. Bahkan, karena iba beberapa tetangganya sempat memberinya makan untuk menyambung hidup. Satu-satunya yang bisa ia lakukan untuk menghidupi empat anaknya adalah dengan cara berhutang ke warung.


"Ya solusinya ya, harus hutang ke warung sebelah. Itupun tidak bisa selamanya seperti itu. Kasian warungnya kan," paparnya.

Saat ini Yunianti benar-benar bingung, apalagi suami yang ia cintai sedang pulang ke Sumatera. Awalnya, suami mau kembali ke Jawa namun tidak diperbolehkan karena lagi musim Virus Corona.

"Kalau saya tidak apa-apa kalau tidak makan, namun kasian anak-anak saya. Kalau seperti ini, kita tidak mati karena Corona namun mati karena kelaparan di rumah," keluhnya.


Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah agar memperhatikan nasib orang kecil. Ia berharap membantu sembako namun tidak bayar. Menurutnya, kalau orang kaya tidak masalah. Namun, kalau orang kecil sangat bermasalah karena tidak punya uang.

"Kita kan sudah tidak boleh kerja, kalau tidak ada sembako terus mau gimana lagi?" imbuhnya.

Sementara itu, Warga Serayu, Kecamatan Tegal Timur, Yuliani mengatakan, mendengar ada bantuan sembakau dari Pemkot Tegal, langsung bergegas ke kelurahan. Sesampainya di kelurahan, ia malah mendapatkan jawaban yang mengecewakan. Pihak kelurahan tidak mengetahui jika ada bantuan sembako dari Pemkot Tegal.

Ia merasa kecewa, satu-satunya harapan hidup dari bantuan sembako ternyata tidak ada. Saat ini, ia tidak mengerti akan seperti apalagi jika tidak ada bantuan sembako. Apalagi sudah tidak boleh kerja.

"Ya saya sudah tidak tau mau gimana lagi. Sudah senan saya mendapatkan bantuan sembakau. Eh malah setelah ke kelurahan malah tidak tau soal itu," katanya.

Seperti diketahui, selama lockdown lokal, Pemkot Tegal menganggarkan Rp 27 miliar untuk kebutuhan warga. Mulai dari pedagang kaki lima, tukang parkir dan tenaga medis akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 110 ribu dalam bentuk sembako.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com