Muktamar IDI 2018, Transformasi Sistem Pelayanan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat

Jokowi-Buka-Muktamar-IDI-ke-30.jpg
(Istimewa)

RIAUONLINE, SAMARINDA - Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-30 tahun 2018 telah resmi dibuka, Kamis 25 Oktober 2018. Ribuan orang datang ke Kota Samarinda, Kalimantan Timur untuk mengikuti iven nasional ini.

Acara Muktamar IDI Ke-30 ini juga dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Turut mendampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Kalimantan Timur - Ir. Isran Noor, dan seluruh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa peringatan Hari Dokter Nasional tak terlepas dengan perjuangan para dokter Tanah Air di bidangnya selama masa penjajahan.

"Sejarah membuktikan bahwa banyak pejuang kemerdekaan yang berlatar belakang dokter. Coba kita ingat Dr. Soetomo tokoh pendiri Budi Utomo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo tokoh tiga serangkai pendiri Indische Party, dr. Wahidin Soedirohoesodo yang memperjuangkan pemuda-pemuda pribumi untuk menempuh pendidikan, serta dokter-dokter lainnya."

Selain itu, Presiden juga mengharapkan dengan perkembangan teknologi serta informasi yang semakin pesat menuntut perubahan dan menimbulkan disrupsi dalam banyak hal, Rumah Sakit juga dapat mengikuti perubahan global yakni Revolusi Industri keempat yang memunculkan tantangan bagi bagi banyak industri, tak terkecuali ranah kedokteran termasuk industri kesehatan dan manajemen rumah sakit.

Rangkaian kegiatan Muktamar IDI ke-30 sudah dimulai sejak tanggal 23 Oktober 2018 dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sidang ilmiah. Acara ini dihadiri oleh 1.576 peserta.

Terdiri dari 885 utusan IDI Cabang, 256 peninjau IDI Cabang, 180 peninjau IDI Wilayah, 126 peninjau perhimpunan, 48 peninjau kolegium, dan 81 peninjau dari pengurus PB IDI.

Muktamar IDI tahun ini merupakan musyawarah nasional dokter Indonesia yang digelar tiap tiga tahun. Salah satu agendanya untuk menentukan kebijakan strategis nasional.


Tema Muktamar IDI Ke-30 tahun 2018 ini adalah 'Transformasi Sistem Pelayanan kesehatan dan Sistem Pendidikan Kedokteran yang Komprehensif dan Multisektoral menuju Indonesia Sehat'

"Perbaikan kualitas SDM Indonesia khususnya kualitas dokter menjadi salah satu perhatian utama IDI dan terus diupayakan oleh IDI melalui advokasi pendidikan kedokteran dan program Continuing Professional Development (CPD)," ungkap Ketua Umum PB IDI - Prof dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG(K) dalam sambutannya.

Karena itu, kualitas pendidikan di lebih 80 fakultas kedokteran di seluruh Indonesia menjadi perhatian serius bagi IDI.

Output dari pendidikan kedokteran harusnya dapat mengangkat ketertinggalan Indonesia dalam persaingan dengan negara lain.

Pendidikan kedokteran masih menjadi pendidikan yang sulit dijangkau oleh masyarakat tidak mampu oleh sebab tingginya biaya pendidikan di fakultas kedokteran.

Penguasaan teknologi Kesehatan belum memperlihatkan kemampuan daya saing kita dengan negara lain. Gap teknologi Kesehatan sangat terlihat jika Indonesia disandingkan dengan negara lain, bahkan untuk di tingkat ASEAN, Indonesia masih berada jauh di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.

IDI mendorong agar pemanfaatan teknologi, serta pengembangan teknologi kedokteran harus mulai diperkenalkan sejak pendidikan Basic Medical Education (BME). Tantangan revolusi industri 4.0 yang berdampak luas terutama pada sektor Kesehatan harus dihadapi dengan meningkatkan kemampuan SDM kesehatan kita dalam teknologi dan informasi."

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id