Trotoar Sekitar Masjid An-Nur Dikuasai PKL, Warga: Hak Pejalan Kaki Diabaikan

PKL-di-trotoar-masjid-an-nur2.jpg
(Herianto Wibowo/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU — Kawasan Jalan Sultan Syarif Kasim (SSK), tepatnya di kawasan Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, kembali dipenuhi pedagang kaki lima (PKL).

Meski sebelumnya sudah ditertibkan oleh Satpol PP bersama personel TNI dan Polri, para PKL justru kembali berjualan dan semakin menjamur di area jalur pedestrian dan bahu jalan.

Para pedagang menempatkan meja, kursi, tenda, hingga gerobak makanan dan minuman, di sepanjang trotoar yang baru selesai dibangun. Alhasil, ruang untuk pejalan kaki nyaris tidak tersedia dan keselamatan pengendara juga terancam.

Tidak hanya di Jalan Sultan Syarif Kasim, kondisi serupa juga terjadi di Jalan Diponegoro dan Jalan Sisingamangaraja, yang kini mengalami penyalahgunaan trotoar dan badan jalan secara masif oleh para pedagang.

Retno, warga Pekanbaru ini mengaku kecewa dan terganggu dengan kondisi tersebut. Ia merasa hak pejalan kaki diabaikan demi kepentingan pedagang.


“Ini bukan kawasan kuliner, tapi malah jadi seperti ini. Hak pejalan kaki diabaikan. Kami terpaksa berjalan di badan jalan dan itu sangat berbahaya karena bersinggungan langsung dengan kendaraan bermotor,” keluh Irvan, Minggu 6 Juli 2025.

Ia berharap Pemko Pekanbaru segera mengambil langkah tegas, bukan hanya sekadar razia sementara, namun juga mencari solusi permanen.

“Kalau memang ingin ditata, silakan siapkan tempat khusus untuk PKL. Jangan korbankan trotoar dan keselamatan warga,” tambahnya.

Keluhan juga datang dari pengguna jalan lainnya. Marnok, seorang pengendara motor yang setiap hari melintasi Jalan SSK menilai keberadaan kursi dan gerobak PKL di jalur pedestrian sangat membahayakan keselamatan dirinya dan pengunjung stand dagangan tersebut.

“Tenda sama kursi pedagang udah makan jalan, belum lagi parkiran konsumen. Ini sangat membahayakan keselamatan pengendara, pembeli dan pedagang,” katanya.