RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lewat program Corporate Social Responsibility (CSR), Bandara SSK II bersama Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) menggelar Pelatihan Membatik bagi Penyandang Disabilitas.
Pelatihan yang dilaksanakan di Rumah Batik Seroja, Pekanbaru pada 25-28 Juni 2025 ini menjadi langkah strategis yang tidak hanya menyalurkan keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan.
"Melalui pelatihan ini kami berharap peserta tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga dapat membangun kepercayaan diri dan semangat untuk terus berkarya,” ujar General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Radityo Ari Purwoko, Jumat, 27 Juni 2025.
“Inklusi sosial dan kemandirian ekonomi adalah bagian penting dari misi CSR kami,” imbuhnya.
Tak hanya fokus pada teknik membatik, pelatihan yang diikuti oleh 10 peserta ini juga membekali peserta dasar-dasar kewirausahaan guna membangun usaha mandiri di masa depan.
Sementara itu, Ketua PPDI Riau, Surflayman atau yang akrab disapa Imen, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kolaborasi dan kepedulian yang diberikan pihak Bandara SSK II.
"Pelatihan ini dirancang dengan pendekatan yang inklusif dan humanis, memastikan setiap peserta mendapatkan perhatian dan bimbingan sesuai dengan kebutuhan masing-masing".
"Ini adalah bentuk nyata kepedulian terhadap pemberdayaan disabilitas, bukan sekadar seremonial," jelas Imen.
Dalam pelaksanaannya, peserta dibimbing langsung oleh pelatih profesional yang berpengalaman di bidang membatik.
Metode pelatihan yang interaktif dan aplikatif membantu peserta cepat menguasai teknik pewarnaan, pencantingan, hingga finishing. Para peserta juga aktif berdiskusi dan saling bertukar ide, menciptakan suasana belajar yang produktif dan inspiratif.
Sebagai hasil dari pelatihan ini, para peserta telah membentuk sebuah kelompok usaha batik yang diberi nama "Rumah Batik Duva Widuri".
Kelompok ini diharapkan menjadi wadah lanjutan untuk mereka terus berkreasi, berproduksi, dan menjual hasil karya batik mereka kepada masyarakat luas.
"Dengan terbentuknya Rumah Batik Duva Widuri, kami ingin memastikan pelatihan ini tidak berhenti di teori saja. Kami ingin teman-teman disabilitas memiliki masa depan ekonomi yang mandiri dan bermartabat,” pungkasnya.