Habitat Gajah Sumatera di Tesso Nilo Kian Kritis, FKGI Serukan 5 Aksi Nyata

Gajah-Tesso-Nilo2.jpg
(Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro)

RIAU ONLINE, PEKANBARU — Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) menyerukan tindakan nyata dan kolaboratif untuk menyelamatkan habitat gajah sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau yang saat ini berada dalam kondisi sangat mengkhawatirkan akibat kerusakan hutan, perambahan, dan konflik manusia-satwa yang terus meningkat.

"Gajah sumatera adalah satwa yang sangat penting, tidak hanya dari sisi keanekaragaman hayati, tetapi juga sebagai penanda kesehatan ekosistem hutan," tegas Donny Gunaryadi, Ketua FKGI, dalam rilisnya, Kamis 26 Juni 2025.

"Jika kita kehilangan mereka di Tesso Nilo, kita kehilangan lebih dari sekadar satu spesies kita kehilangan keseimbangan alam," tambahnya.

Menurut FKGI, lebih dari 60 persen kawasan hutan alami Tesso Nilo telah rusak, terutama akibat aktivitas ilegal seperti pembalakan liar dan konversi lahan menjadi kebun sawit. 

Populasi gajah sumatera yang tersisa di kawasan ini diperkirakan tinggal sekitar 150 individu dan terus mengalami penurunan.

"Hilangnya habitat alami membuat gajah terpaksa masuk ke pemukiman warga, yang berujung pada konflik. Ini membahayakan keselamatan gajah maupun manusia," ujar Donny lagi.

Sementara itu, Dewa Gumay, Koordinator Bidang Advokasi dan Kebijakan FKGI, menyebut bahwa upaya konservasi di Tesso Nilo harus dilakukan secara kolektif dan menyeluruh.


"Kunci keberhasilan konservasi di Tesso Nilo ada pada kolaborasi multipihak, termasuk penguatan kebijakan, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat lokal," jelas Dewa.

Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis lanskap, yang melampaui batas administratif taman nasional, untuk mengelola kawasan secara lebih utuh dan berkelanjutan.

FKGI mengajak seluruh elemen bangsa pemerintah, sektor swasta, LSM, akademisi, media, dan masyarakat umum untuk bersatu menjaga kelestarian Tesso Nilo sebagai warisan ekologis Sumatera.

"Pelestarian Tesso Nilo bukan hanya tanggung jawab satu lembaga, ini adalah tugas kita bersama. Gajah adalah bagian dari jati diri Sumatera, dan kita tidak boleh tinggal diam melihat mereka kehilangan tempat hidupnya," pungkas Donny.

Lima rekomendasi FKGI untuk Selamatkan Tesso Nilo:

1. Restorasi habitat melalui rehabilitasi kawasan hutan yang terdegradasi.

2. Penegakan hukum yang tegas dan berkelanjutan terhadap pelaku pembalakan liar dan perambah.

3. Pemberdayaan masyarakat lokal, termasuk insentif konservasi dan alternatif ekonomi yang ramah lingkungan.

4. Pendekatan lanskap dalam pengelolaan konservasi lintas batas administratif.

5. Monitoring populasi gajah secara berkala dengan teknologi dan metode ilmiah.