RIAU ONLINE, PEKANBARU - Survei Litbang RiauOnline yang digelar pada 6–20 Maret 2025 mengungkapkan banjir menjadi persoalan paling mendesak bagi warga Kota Pekanbaru.
Dari 410 responden yang terdiri dari 205 pria dan 205 wanita yang tersebar di 41 kelurahan dan 15 kecamatan, 41,71% menyebut banjir sebagai PR utama, disamping rusaknya jalan, pengelolaan sampah, parkir tepi jalan umum, gelandang dan pengemis (Gepeng) serta pedagang kaki lima (PKL).
Berdasarkan survei, penyebab banjir di Kota Pekanbaru menurut warga adalah 48,78% warga menyalahkan masih adanya masyarakat yang membuang sampah ke parit atau sungai.
Sedangkan 39,76% warga menunjuk drainase atau saluran air yang ditutup beton oleh pemilik usaha dan 11,46% menganggap jalan tanpa drainase atau saluran memicu timbulnya genangan air.
Mengenai kemampuan wali kota dan wakil wali kota menangani banjir, 69,27% responden yakin pasangan Agung Nugroho–Markarius Anwar sanggup menyelesaikan masalah ini. Sementara 27,80% tidak yakin, dan 2,93% memilih tidak menjawab.
Kepala Litbang RiauOnline, Dr A Sukri, SSos, MSi, didampingi Wakil Kepala Litbang, M Zainuddin, SIP, MSi Cand Ph.D, saat memaparkan hasil survei Kamis, 17 April 2025, di Candu Kuphie, Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru.
A Sukri menjelaskan, survei ini dilakukan Litbang RiauOnline pada 6 hingga 20 Maret 2025. Permasalahan yang mendesak untuk diselesaikan Agung-Markarius, tuturnya, berdasarkan hasil survei banjir sebanyak 41,71 persen, jalan rusak 27,80 persen, sampah 15,37 persen, parkir 12,93 persen, gepeng 1,71 persen serta PKL 0,49 persen.
Hal serupa juga diyakini warga Pekanbaru lainnya yang bukan memilih duo pemimpin tersebut saat Pilkada 2024 silam mampu selesaikan masalah-masalah tersebut.
"Dari total responden yakin Agung-Markarius mampu menyelesaikan masalah, sebanyak 91,86 persen merupakan pemilih pasangan ini pada Pilwako 2024 lalu. Menariknya, 58,33 persen pemilih Muflihun-Ade dan 53,12 persen pemilih Edi Natar-Dastrayani juga menyatakan optimis pada kerja-kerja keduanya pasangan ini," jelasnya.
Lalu, 60 persen pemilih Ida Yuliati Susanti-Kharisman, 54,54 persen pemilih Intsiawati Ayu-Taufik Arrahman sedangkan 58,33 persen menyembunyikan pilihannya pada Pilwako 2024 silam.
Litbang RiauOnline menilai harapan masyarakat terhadap kepemimpinan Agung-Markarius sangat tinggi. Tinggal bagaimana keduanya bisa menjawab kepercayaan tersebut dengan realisasi program menyentuh langsung kebutuhan warga.
"Permasalahan ini menjadi pekerjaan rumah utama yang diharapkan bisa segera dituntaskan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota," ujar Zainuddin menambahkan.
Survei Litbang RiauOnline ini, kata Zainuddin, diperoleh permasalahan banjir ternyata disebabkan 48,78 persen akibat warga buang sampah ke parit atau sungai, 39,76 persen jalan tidak disertai drainase, 11,46 persen parit ditutup beton oleh pemilik usaha.
Selain itu, keseluruhan responden disurvei, 69,27 persen yakin Agung Nugroho-Markarius Anwar selesaikan masalah banjir, sedangkan 27,80 persen tidak yakin, 2,93 persen tidak menjawab.
Tambal sulam jalan rusak dilakukan satu dua hari Agung-Markarius setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis, 20 Februari 2025, ditanggapi dengan ketidakpuasan responden sebanyak 61,46 persen, 38,05 persen puas, 0,49 persen tidak menjawab.
"Soal sampah dan tata Kelolanya yang lagi diperbincangkan pekan ini, responden justru menyarankan pengangkutannya dilakukan oleh RT/RW sebanyak 47,07 persen, sedangkan 34,15 persen kelurahan atau kecamatan, sedangkan 18,29 persen perusahaan, 0,49 persen tidak menjawab," jelas Zainuddin.
Penurunan tarif parkir, kata Zainuddin, responden menyatakan sangat puas dengan 90 persen, sedangkan 9,27 persen tidak puas, 0,73 persen tidak menjawab. Sayangnya, walau tarif parkir turun, namun 72,44 % masyarakat masih mengalami juru parkir masih ada meminta tidak sesuai dengan Perwako, sedangkan 27,56 persen tidak mengalami.
Permasalahan kota lainnya keberadaan gelandang dan pengemis (Gepeng) dirasakan sudah sangat mengganggu sebanyak 45,37 persen, tidak terganggu 28,29 persen, merasa iba 25,61 persen, tidak menjawab 0,73 persen.
Selain itu, 60,73 persen responden mengatakan sangat terganggu dengan keberadaan PKL yang berjualan di badan jalan atau trotoar, sedangkan 39,27 % tidak terganggu.