Kominfo Gandeng Kampus dan SMK di Riau, Wujudkan Literasi Digital Sektor Pendidikan

Ketua-TIK-dan-pejabat-lainnya.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI mengadakan kerjasama Literasi Digital di sektor Pendidikan bersama perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Riau.

Sebanyak 8 perguruan tinggi dan 8 SMK dilibatkan dalam kerjasama di bidang digital dan pendidikan ini. Yakni, UNRI, UIN Suska, UIR, UNILAK, PCR, UMRI, IKTA (Institut Kesehatan dan Teknologi Alinsyirah) dan USTI (Universitas Sains dan Teknologi Riau).

Sedangkan delapan sekolah SMK adalah SMKN 1 Pekanbaru, SMKN Pertanian Terpadu, SMK Dharma Loka, SMK PGRI Pekanbaru, SMK YABRI Pekanbaru, SMK Kesehatan dan Pariwisata Bangkinang, SMKN 1 Bangkinang, SMK Migas Teknologi Pekanbaru.

Kegiatan ini dilaksanakan sejak 23 April hingga 26 April 2024 mendatang dengan mengedukasi mahasiswa dan siswa dalam pemanfaatan digital dalam kehidupan sehari-hari.

"Kegiatan ini sudah kita mulai dari tanggal 23 April hingga 26 April 2024 mendatang di 16 titik," ujar Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Riau,Wahyu Ary Sandi di Institut Kesehatan dan Teknologi Alinsyirah, Rabu, 24 April 2024.

Ia mengatakan isi dari kegiatan ini adalah edukasi literasi digital atau penggunaan dan pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari. Khusus di sektor pendidikan di SMK dan perguruan tinggi.

"Alhamdulillah, Mahasiswa dan siswa SMK terlihat sangat antusias mengikuti Literasi Digital di Sektor Pendidikan ini," tegasnya.

Sedangkan, Koordinator Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementerian Kominfo RI Bambang Tri Santoso mengatakan literasi digital ini merupakan sebuah gerakan nasional yang didorong oleh Presiden Jokowi dan sudah bergulir sejak 2020.

"Untuk target hingga 2024 itu ada 50 juta orang ter literasi. Namun demikian karena dengan sistem penganggaran yang berbeda setiap tahun, target tersebut mungkin tidak bisa dipenuhi, namun berkurangnya tidak terlalu banyak," ujar Bambang Tri Santoso.


Literasi ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Kominfo namun dijalankan oleh berbagai stakeholder.

Ada pentahelix yang ikut menjalankan literasi digital ini termasuk juga perguruan tinggi, komunitas termasuk relawan TIK, Pandu Digital kemudian juga kementerian lembaga yang tergabung di cyber kreasi.

"Di tahun-tahun awal sampai 2024, literasi digital ini merupakan literasi yang disampaikan berpedoman pada 4 pilar literasi digital yaitu CABE, Cakap digital, Aman di media digital, Budaya digital dan Etika," katanya.

"Ini adalah garis besarnya tapi dari setiap pilar itu akan diterjemahkan secara detail. Bahkan teman-teman komunitas membeikan materi tidak hanya dasar, tapi sudah rinci menjadi yang bersifat teknis terutama di skil dan keamanan," sambungnya.

Di tahun 2025-2029 mungkin masih akan berlangsung namun dengan pola yang berbeda. Saat ini roadmap sedang digodok dengan melibatkan unsur perguruan tinggi.

"Konsepnya di tahun 2025 pelaksanaan literasi digital akan diserahkan kepada fasilitator, nanti Kominfo akan merekrut fasilitator. Jumlahnya sekitar 8000 fasilitator yang akan direkrut kemudian fasilitator ini  melakukan literasi digital di masyarakat," sebutnya.

"Kalau tahun ini kan memang ada yang swakelola kemudian ada yang dilakukan melalui pihak ketiga," terangnya.

Ditempat yang sama, Rektor IKTA Hj Rifa Yanti mengatakan pihaknya berterimakasih karena IKTA sudah dipilih untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan konsep literasi digital di Riau.

Pihaknya juga sangat menyambut baik literasi digital ini, karena ada pengembangan tri dharma perguruan tinggi.

Ada pendidikan, pengajaran, pengabdian masyarakat dan penelitian. Salah satunya untuk pendidikan itu sangat beririsan dengan konsep dosen dan mahasiswa.

"Kehadiran seminar dan program dari pemerintah seperti ini terutama pada program studi yang ada di Al Insyirah, yang untuk program studi informatika medis," tambah Rifa.

Program studi elektro media dan bahkan program studi ilmu kesehatan masyarakat yang berhadapan langsung dengan promosi kesehatan, tentu sangat mengedepankan konsep etika berdigital, kemudian bagaimana secure, safety, penggunaan waktu, tentu kami dari bidang kesehatan dan teknologi kesehatan.

"Kami harapkan melalui MoU dan MoE yang telah dilakukan, akan berimplementasi berikutnya karena kita tak bisa stagnan disini, tentu dia akan berkelanjutan. Sehingga nanti mahasiswa kita akan benar-benar akan mendapatkan pembekalan yang baik," tutupnya.