Realisasi Investasi Tinggi, Perhatian Pusat Terhadap Infrastruktur Riau Masih Minim

Syamsuar-554.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Realisasi investasi di Provinsi Riau terus naik dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan mengalahkan Jawa Tengah dan tertinggi di Pulau Sumatera. Hal ini tentu patut untuk disyukuri.

Kendati telah mengalami peningkatan, realisasi investasi belum berbanding lurus dengan perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan infrastruktur di Bumi Melayu Lancang Kuning.

"Setiap tahun target investasi di Riau selalu dinaikkan pemerintah pusat (Kementerian Investasi/BKPM), tapi perhatian terhadap infrastruktur Riau masih minim," ungkap Gubernur Riau, Syamsuar, saat menyampaikan sambutan dalam Riau Investment Forum di Ballroom Dang Merdu, Menara Bank Riau Kepri Syariah, Pekanbaru, Rabu, 23 November 2022.

Sebelumnya, pada 2018 realisasi investasi di Provinsi Riau masih berada di urutan ke-9 nasional. Namun mengalami peningkatan pada 2019 menjadi urutan ke-6.

Sedangkan pada 2020 tetap di urutan ke-6, pada 2021 naik ke peringkat ke-5 nasional. Pada 2022 ini, kemungkinan Riau akan naik peringkat ke ranking 4 nasional.

Sementara itu, target investasi di Provinsi Riau pada tahun ini ditetapkan sekitar Rp 60 triliun. Pada Oktober 2022 investasi di Riau realisasinya bahkan sudah melebihi target, yakni mencapai sekitar Rp 71 triliun.

"Pada November ini mungkin realisasi sudah mencapai Rp 80 triliun. Jadi kita selalu berhasil melebihi target yang ditetapkan," ungkapnya.

Sehingga, Syamsuar menegaskan bahwa alangkah baiknya jika pemerintah pusat memberikan  insentif memadai untuk membangun infrastruktur Riau yang masih perlu sentuhan pembangunan.

"Karena kalau infrastruktur kita bagus, tentu memberikan kemudahan bagi investor. Makin banyak potensi yang bisa dimanfaatkan," ulasnya seraya menambahkan, jangan sampai investasi tinggi, tapi infrastruktur Riau dibiarkan begitu saja.


Syamsuar menyebut di tahun mendatang realisasi investasi di Riau akan dinaikkan lagi menjadi Rp 120 triliun. 

"Boleh saja target tinggi, tapi perhatikan juga infrastruktur di Riau ini. Harus ada insentif yang memadai," harapnya.

Syamsuar mengakui bahwa investasi memang memberikan multiplier effect bagi masyarakat. Sehingga, pertumbuhan ekonomi di Riau pun terus membaik. Bahkan saat ini sudah berada di angka 4,63 persen atau tertinggi dalam 8 tahun terakhir. 

Kemiskinan dan angka pengangguran terbuka juga menurun. Saat ini di angka 4,37 persen dari sebelumnya di angka sekira 6 persen.

"Makanya kalau saya ditanya investor, apakah Riau aman? Saya tegaskan, Riau sangat aman untuk berinvestasi. Kita berikan berbagai kemudahan investasi," ulasnya.

Pada kesempatan itu, Syamsuar menyebut bahwa pembangunan jalan tol di Riau masih diperlukan sekitar 400 km lagi.

"Makanya saya mengajak para investor yang hadir, ayolah berinvestasi untuk jalan tol ini. Jangan simpan uang di bawah bantal," kata Syamsuar yang disambut gelak tawa para hadirin.

Sementara hingga kini, ruas jalan tol yang belum rampung, yakni  Dumai- Rantau Prapat, Pekanbaru-Rengat-Jambi dan lainnya. 

"Kita undang investor untuk membangun jalan tol ini. Termasuk investor dari luar negeri," ujarnya.

Syamsuar juga mengungkapkan kegembiraannya setelah Riau masuk menjadi salah satu provinsi yang menerima Hibah Millennium Challenge Compact (MCC) dari Amerika Serikat.

Selanjutnya, Hibah MCC tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, sesuai keputusan pihak MCC.

Presiden AS, Joe Biden, bahkan telah membahas hibah MCC ini dalam pertemuan G20 di Bali yang berlangsung beberapa waktu lalu.