Lantik Adik Sendiri Jadi Pejabat, Warga Sarankan Muflihun Berkaca pada Umar bin Khattab

Mantan-Ketum-DTM-Pekanbaru.jpg
(LARAS OLIVIA/RIAUONLINE)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ade Rinaldi kini resmi menjabat Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru. Ia resmi bekerja di dinas tersebut usai dilantik oleh sang abang, Mulfihun, yang merupakan Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru.

Kabar ini pun masih menjadi sorotan masyarakat Kota Pekanbaru. Mereka menilai bahwa Pj wali kota kurang was-was dalam menempatkan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru.

"Kita melihat ada nama adik kandung dari Pj Wali Kota Pekanbaru yang diangkat sebagai Sekretaris Bapenda. Hal ini tentu memperlihatkan ketidaktepatan dan kurangnya rasa was-was sebagai Pj wali kota dalam menempatkan pejabat penting di OPD yang ada di Pemko Pekanbaru," kata Ardi Panjaitan, Rabu, 2 November 2022.

"Kenapa harus adik kandung? Bukannya kita tidak terima dengan keputusan beliau, tapi masih banyak yang lain. Kalau beliau memang orangnya bagus seperti dikatakan oleh Pj wali kota, kenapa zaman Firdaus nama beliau tak berkilau seperti saat ini, ada apa? Kan kita mempertanyakan ini," sambung pria yang pernah menjabat Ketum DTM Pekanbaru ini.

Menurutnya, masyarakat tentu akan menilai bagaimana kebijakan publik yang dikeluarkan. Apalagi hal itu akan memberikan dampak langsung bagi masyarakat.


Warga Marpoyan ini mengingatkan, Pj Wali Kota Pekanbaru dalam urusan bertata negara, Muflihun bisa meneladani dan bercermin dari sahabat Rasulullah, salah satunya Umar Bin Khattab.

"Ketika Umar menjadi Khalifah lihatlah kehidupannya. Beliau memperlihatkan kepada kaum muslimin pada saat itu dari segi ekonomi hingga keluarganya hidup dalam kesusahan. Padahal beliau jika ibaratnya adalah seorang raja," ujarnya.

Lanjutnya, ketika suatu hari Gubernur Mesir bakal digantikan oleh anak kandung Umar, padahal bukan kehendak anak Umar yang ingin menjadi gubernur. Keputusan tersebut dari hasil mufakat para ulama. Tapi Umar Bin Khattab mengatakan dengan tegas, "Tidak!".

"Umar berkata, 'Cukup 1 Umar saja yang memimpin di dunia ini. Jika kebijakan Umar sesuai dengan sunnah Rasulullah semoga keberkahan dan ampunan ditujukan kepada keluargaku. Tapi! Jika kebijakanku dinilai zalim maka cukup Umar ini yang menanggung dihinanya dunia dan akhirat' Lihatlah betapa Umar bin Khattab menjaga keluarganya dari godaan kekuasaan pada saat itu," paparnya.

Ardi mengatakan, jika pemimpin mampu mengedepankan profesionalitas yang dilandasi Islam, maka kebijakan itu akan membawa pada kebaikan. 

"Tapi kalau kebijakan itu dilandasi oleh kepentingan pribadi, maka dampak buruknya akan kembali pada yang mengeluarkan kebijakan tersebut," pungkasnya.