Pengeboran Minyak PT BSP Tak Rekrut Tenaga Kerja Lokal, Puluhan Warga Unjuk Rasa

Unjuk-rasa-PT-BSP.jpg
(Sahril Ramadan)


Laporan: Hendra Dedafta

RIAU ONLINE, SIAK – Puluhan warga melakukan aksi unjuk rasa di lokasi pengeboran minyak PT Bumi Siak Pusako (BSP) Desa/Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu, 28 Mei 2022.

Pasalnya, PT ACS sub kontraktor PT BSP melakukan pengeboran minyak di Kecamatan Pusako tidak merekrut tenaga kerja lokal, massa menuntut agar PT ACS mempekerjakan tenaga kerja lokal karena pengeboran minyak berdiri di kampung mereka.

"Bukan posisi tinggi seperti bos, kami minta pekerjaan non skill yang sesuai dengan kemampuan, ini palah cabut rumput dan ngelap pipa kami pun tak dapat, itu pun didatangkan pekerja dari luar," ucap tokoh Masyarakat Pusako, Misrizal.

Misrizal menambahkan, sebelumnya masyarakat dengan utusan PT ACS sudah duduk semeja yang disaksikan langsung oleh Pemerintah Kecamatan Pusako. Namun tidak ada titik temunya.

"Waktu itu, yang hadir hanya utusan perusahaan. Bukan yang bisa memutuskan. Kita disuruh masukkan lamaran ke kantor perusahaan di Duri, Kabupaten Bengkalis. Tentu di sana kita bersaing dengan orang daerah lain yang ingin juga bekerja. Padahal, masa kerjanya hanya dua bulan saja", kata dia.


Berdasarkan hasil pertemuan itu, lanjut Misrizal, ada tiga poin yang dapat disimpulkan, yakni perusahaan tidak bisa lagi menambah pekerja, pimpinan perusahaan (penanggungjawab) tidak bisa jumpa dengan warga dan pekerja yang ada sekarang tetap dipekerjakan, tidak diganti atau ditambah.

"Kami ingin tanya langsung kepada yang berkompeten di perusahaan, Karena dia yang bisa memutuskan. Tapi, yang berkompeten itu tidak mau jumpa dengan masyarakat. Pada intinya gitu," ujarnya.

"Kalau daerah lain tadi, pasti ada gelombang massa. Kami lagi baik-baik ini. Kami sebagai warga tempatan merasa tidak dihormati. Masa kita tak dilibatkan ada pengeboran minyak di kampung sendiri. Jika permintaan kami tak dikabulkan, saya pastikan tiap hari kami datang ke lokasi pengeboran ini," ujarnya.

Saat aksi itu sedang berlangsung kunjungan Anggota DPRD Siak, Azmi, juga sempat datang ke lokasi. Politisi Golkar ini juga sempat berbicara dengan seorang pekerja (pengawas).

"Ini sudah keterlaluan. Orang kampung sendiri tak dapat kerja di sini. Orang lain bisa. Padahal lokasi pengeboran di Kecamatan Pusako. Warga Pusako tak dapat pula kerja", kata Azmi.

PT BSP ini, lanjut Azmi, merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Siak. Mestinya, membantu anak daerah.

"Masyarakat kan minta kerja, bukan minta duit langsung. Ini ada kerjaan besar di kampung sendiri, masak warga tempatan hanya jadi penonton", ujarnya.

Untuk itu, Azmi meminta kepada manajemen PT BSP agar ke depannya lebih jeli dalam memilih sub kontraktor, jangan perusahaan 'nakal'.

"Ini saya katakan 'nakal', karena warga tempatan pun tak diberdayakan. Ke depannya, manajemen PT BSP harus membikin surat kesepakatan kepada seluruh perusahaan sub kontraktor, agar mempekerjakan warga tempatan di lokasi pengerjaan," katanya.