Tiga Dosen Unilak Raih Dana Hibah dari British Library Inggris

Unilak-raih-dana-hibah-British-Library.jpg
(ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tiga dosen Universitas Lancang Kuning (Unilak) Junaidi, Fikru dan Iik Idayanti, berhasil meraih dana hibah dari British Library dari negara Inggris. British Library merupakan lembaga perpustakaan milik pemerintah Inggris.

Junaidi menyatakan bahwa keberhasilan dosen Unilak meraih dana hibah ini membuktikan adanya kepercayaan institusi luar negeri terhadap kemampuan dosen Unilak. Ini tentu saja menjadi motivasi bagi dosen-dosen Unilak untuk meraih prestasi di luar negeri.

Menurut salah satu dosen FIB Unilak yang juga peneliti Fikru Mafar menjelaskan latar belakang lolos hibah. Proses hibah diawali dengan adanya pengumuman di situs British Library tentang dana hibah di bidang digitalisasi naskah dan kemudian tiga peneliti Unilak mengajukan proposal.

"Dan di akhir tahun 2017 kita dapat pengumuman dari situs dan lolos dana hibah, dari pengumuman itu dan hibah diberikan untuk 24 peneliti dan lembaga di seluruh dunia, dan Indonesia hanya dua yang menerima, salah satunya tiga dosen Unilak," ungkat Fikru, Kamis, 7 Juni 2018.


Fikru menjelaskan bahwa di Riau banyak naskah-naskah Melayu kuno yang tersebar di masyarakat. Oleh karena itu pihaknya melakukan penelitian di Kabupaten Kampar, naskah-naskah kuno yang telah berusia 200-300 tahun itu kemudian digitalisasi, dan proses itu berlangsung dari Oktober sampai April.

"Alhamdulillah hasilnya telah selesai, hasilnya ini akan dilaporkan kepada British Library dan disimpan di sana, dan kita juga berkewajiban untuk menyimpan di universitas kemudian juga akan kita serahkan juga ke dinas kebudayaan dan museum di Riau," ujar Fikru yang wakil dekan II FIB Unilak.

Selama proses digitalisasi, ketiga peneliti ini juga dibantu oleh Jefri dan Iswanto untuk keluar masuk kampung kampung yang tersebar di Kabupaten Kampar, seperti Bangkinang, Air Tiris dan lainnya.

"Selama 7 bulan meneliti kita mendapatkan hibah dalam mata uang poundsterling kita menerima 60 naskah kuno melayu, yang telah berusia 200-300 tahun dan telah digitalisasi, dari penelusuran ini ternyata Riau menyimpan banyak sekali naskah kuno dan budaya berupa tulisan tangan, seperti di Bangkinang air tiris, bukit ranah. Naskah ini kebanyakan disimpan oleh masyarakat secara turun temurun. Penelitian untuk pengajuan atas nama peneliti dan tetap sepengetahuan Institusi Universitas Lancang Kuning," kata Fikru.

Sementara Junaidi yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara Wilayah Riau menjelaskan, program digitalisasi naskah kuno ini sengaja mereka persembahkan untuk kemajuan kebudayaan di Provinsi Riau.

"Kami terus berupaya untuk mengangkat budaya Melayu ke dunia internasional," ungkap Junaidi.