Covid-19 Belum Usai, Ahli Epidemiologi Imbau Pemerintahan Galakkan Vaksinasi

Ahli-Epidemiologi.jpg
(Dok. Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ahli Epidemiologi, dr. Iwan Ariawan, mengatakan pandemi Covid-19 yang dalam dua tahun terakhir masih menghantui warga Indonesia masih belum berakhir.

Saat ini, telah muncul varian Covid-19 baru yakni, XBB dan sudah teridentifikasi di Indonesia. Pada 28 Oktober 2022 sudah tercatat 12 kasus dari sub varian tersebut di tanah air.

Dengan adanya varian baru ini, pemerintah diharapkan kembali menggalakkan vaksinasi Covid-19 sampai booster dan mengimbau masyarakat agar terus mentaati protokol kesehatan (Prokes).

Terlebih bagi masyarakat rentan, seperti lansia, masyarakat adat, masyarakat budaya, dan masyarakat umum, agar melengkapi dosis vaksinasinya serta untuk tidak lengah.

"Kedaruratan Covid-19 di Indonesia belum berakhir, terlebih saat ini telah muncul varian-varian baru. Mari segera kita akhiri pandemi ini dengan melengkapi vaksinasi dan patuhi prokes," ujar Iwan dalam keterangannya, Sabtu, 12 November 2022.

Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada September 2022 menunjukkan bahwa dari total 210 juta orang di Indonesia yang telah menerima vaksinasi, hanya 43,967,085 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi. Pada kelompok lansia, hanya 6,698,254 yang sudah melengkapi dosis vaksinasi.


"Masih banyak kelompok masyarakat yang belum terwakili dan mendapatkan akses vaksinasi karena hambatan sosial, budaya dan ekonomi, seperti lansia, masyarakat adat, agama, dan pekerja seni budaya," paparnya.

Selain itu, tantangan lain yang masih harus diperhatikan adalah adanya hambatan akses dan suplai vaksinasi.

Hal ini menunjukkan bahwa masih sangat diperlukan dorongan untuk menggalakkan dan memotivasi masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi dan membangkitkan urgensi terhadap pemerintah untuk memperhatikan akses dan suplai vaksin.

"Di luar isu terkait vaksinasi, sebelum pandemi benar-benar telah berakhir, dorongan dan motivasi untuk tetap melakukan protokol kesehatan juga masih harus dikampanyekan," pungkasnya.

Namun yang terjadi saat ini, menurut Iwan, adalah euforia masyarakat dari pandemi ke endemi.