Asap Semakin Tebal, Balita di Pekanbaru Mulai Terserang ISPA

Asap-Pekat-Warga-Pakai-Masker.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Puluhan bayi di bawah lima tahun (Balita) di Pekanbaru mulai terjangkit penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). 

Di satu Puskesmas yang RIAUONLINE.CO.ID datangi, Puskesmas Simpang Tiga, Kota Pekanbaru, tercatat 59 warga menderita penyakit ISPA. Dari jumlah tersebut, 15 di antaranya merupakan Balita dengan usia 1-4 tahun derita ISPA. 

Data ISPA tersebut sudah ditempel pihak Puskesmas di dinding papan pengumuman. "Sudah ada di Mading ruang tengah, bisa dilihat di sana," kata seorang pegawai Puskesmas Simpang Tiga, Kamis, 1 Agustus 2019.

Data ditulis pakai pena tersebut merupakan tiga hari berturut-turut, hari dimana meningkatnya titik api dan semakin tebalnya asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). 

 

Berikut rincian data di Puskesma Simpang Tiga :


Pada 29 Juli, Puskesmas menerima 15 orang penderita ISPA, rincian 1 Balita (1-4 tahun), 3 anak-anak (5-9 tahun), 4 remaja (9-14 tahun), dan 7 pasien di atas 15 tahun.

Sehari kemudian, 30 Juli, terjadi peningkatan pasien. Puskesmas menerima 25 orang dengan rincian 8 Balita (1-4 tahun), 4 anak-anak (5-9 tahun), 3 emaja (9-14 tahun), dan 10 pasien di atas 15 tahun.

Kemudian, 31 Juli, Puskesmas kembali didatangi 19 pasien penderita ISPA. Perinciannya 6 Balita (1-4 tahun), 3 anak-anak (5-9 tahun), 3 remaja (9-14 tahun), dan 7 pasien di atas 15 tahun.

Sementara, Plh Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Yohanes hingga hari ini belum bisa memberikan keterangan total jumlah penderita ISPA di seluruh Puskesmas yang ada.

"Data hari ini besok baru direkap kabupaten kota, besok saya cek dulu kalau sudah masuk ya," katanya, Rabu malam, 31 Juli 2019.

Sebelumnya, Dinas kesehatan provinsi Riau bergerak cepat menanggapi kabut asap yang mulai melanda sejumlah daerah di Riau dengan mengirimkan surat edaran ke seluruh dinas kesehatan kabupaten kota dan puskesmas.

Dalam surat tersebut, Plh Kadiskes, Yohanes, meminta dinas kesehatan agar menyampaikan laporan kejadian penyakit akibat dampak Karhutla setiap harinya dan nanti akan diteruskan ke Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla.

Kemudian, puskesmas juga diminta melakukan promosi kesehatan apabila Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sudah diatas 100 sampai 200, terutama kepada masyarakat yang rentan.

"Keluarga rentan seperti bayi, balita, ibu hamil dan lansia untuk tidak keluar rumah, kalau terpaksa dapat memakai masker dan baju lengan panjang," kata Yohanes, Selasa, 30 Juli 2019.