Professor Oxford: Musim Semi Tahun Depan Virus Covid-19 Jadi Flu Biasa

Virus-corona68.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, LONDON-Profesor Sir John Bell mengatakan, COVID-19 pada akhirnya akan menjadi seperti flu biasa pada musim semi tahun depan.

Professor kedokteran Universitas Oxford, ini mengatakan hal itu terjadi dikarenakan orang-orang telah memiliki kekebalan terhadap virus itu yang didorong oleh vaksin dan paparan.

Ia mengatakan Inggris akan melewati hal yang terburuk dan keadaan seharusnya baik-baik saja setelah musim dingin berlalu. Ditambahkan, bahwa ada paparan lanjutan terhadap virus bahkan pada orang yang divaksinasi.

"Jika Anda melihat lintasan yang kami jalani, kami jauh lebih baik daripada enam bulan lalu," ujar Sir John saat ditanya tentang pernyataannya di Times Radio.

"Jadi tekanan pada NHS sebagian besar mereda. Jika Anda melihat kematian akibat COVID, mereka cenderung orang yang sangat tua, dan tidak sepenuhnya jelas bahwa COVID-lah yang menyebabkan semua kematian itu," tuturnya.

Precision medicine and Oxford, challenges and opportunities - Sir John Bell  GBE - YouTube

Profesor Sir John Bell 

"Jadi saya pikir kita sudah melewati yang terburuk sekarang dan saya pikir apa yang akan terjadi adalah, akan ada cukup banyak eksposure terhadap latar belakang Delta," tambahnya seperti dikutip dari Sky News, Jumat (24/9/2021).


Ia mengatakan jumlah kasus cukup tinggi tetapi mereka yang memiliki dua vaksin dan terinfeksi masih akan menyebabkan kekebalan kelompok yang lebih kuat.

"Saya pikir kita sedang menuju posisi yang Sarah gambarkan mungkin pada musim semi mendatang akan menjadi pandangan saya," katanya, merujuk pada pernyataan Profesor Dame Sarah Gilbert.

Sebelumnya Profesor Dame Sarah Gilbert, yang karyanya membantu mengembangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, mengatakan virus cenderung menjadi lebih lemah saat menyebar.

Berharap Nobel untuk Sarah Gilbert, Ilmuwan di Balik Vaksin AstraZeneca

Profesor Dame Sarah Gilbert

Dame Sarah juga menyebut COVID-19 akan menyebabkan penyakit yang lebih ringan saat dia mengecilkan ketakutan akan varian baru yang lebih mematikan.

Berbicara di webinar Royal Society of Medicine pada hari Rabu, Sarah mengatakan virus Corona tidak mungkin bermutasi menjadi jenis yang dapat menghindari vaksin karena tidak banyak tempat bagi virus untuk pergi.

"Kami biasanya melihat bahwa virus menjadi kurang ganas karena lebih mudah beredar dan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa kami akan memiliki versi Sars-CoV-2 yang lebih ganas," ucap Dame Sarah.

"Ini hanya pertanyaan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana dan langkah-langkah apa yang harus kita ambil untuk mengelolanya sementara itu," ia menambahkan dikutip dari sindonews.

Itu terjadi setelah kepala petugas medis Inggris Profesor Chris Whitty mengatakan semua anak yang belum divaksinasi akan terkena virus corona karena virus itu akan terus menyebar ketika kekebalan berkurang.

Tetapi Dame Sarah mengatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh COVID-19 akan menjadi lebih ringan.

"Kami cenderung melihat pergeseran genetik virus yang lambat dan akan ada kekebalan bertahap yang berkembang dalam populasi seperti halnya semua virus corona musiman lainnya," katanya.