Presiden Brasil, Bolsonaro Makan Pizza di Trotoar karena Belum Divaksin

Presiden-Brasil-Bolsonaro2.jpg
(Instagram/gilsonmachadoneto)

RIAUONLINE, NEW YORK-Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menyantap sepotong pizza di trotoar lantaran restoran tak mengizinkan pembeli yang belum divaksin makan di dalam restorannya.

Dua menteri delegasinya mengunggah foto Bolsonaro dan para asistennya mengunyah irisan pizza di trotoar dekat hotel Manhattan, New York, pada Minggu (19/9) malam, waktu setempat.

Meski begitu, para pendukung Bolsonaro memuji kesederhanaan presiden itu.

 

Bolsonaro mengunjungi Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung pekan ini.

Bolsonaro mengakui dirinya belum divaksin. Pernyataan itu muncul saat ditanya Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.


Ia hanya menjawab,"Tidak. Belum (divaksin)."

Bolsonaro dikenal sebagai salah satu pemimpin negara yang skeptis terhadap vaksin. Sebelum berangkat ke New York, ia mengaku sistem kekebalan tubuhnya cukup kuat menghalau virus corona

Walikota New York, Bill de Blasio, mengimbau para pemimpin dunia termasuk Presiden brasil itu divaksin sebelum menghadiri pertemuan PBB.

"Jika Anda tak ingin divaksinasi, jangan repot-repot datang," kata Blasio, seperti dikutip Reuters dikutip dari cnn indonesia

Namun pekan lalu, Presiden Majelis Umum PBB, Abdulla Shahid, memberitahu kepada 193 negara anggota bahwa sistem kehormatan vaksinasi Covid-19 akan tetap berlaku untuk presiden, perdana menteri dan diplomat.

Mereka, katanya, tak perlu menunjukkan bukti vaksinasi. Di bawah sistem kehormatan status vaksinasi, para diplomat cukup menggesek kartu identitas PBB mereka saat memasuki Aula Majelis Umum.

Kartu itu dianggap sebagai deklarasi bahwa mereka sepenuhnya divaksinasi Covid-19.

Sementara, Markas besar PBB di Manhattan merupakan wilayah internasional dan tidak tunduk pada undang-undang AS.

Namun, pejabat PBB sebelumnya telah berjanji mematuhi pedoman lokal dan nasional terkait pandemi Covid-19.

Mengingat pandemi masih merebak, beberapa pemimpin hanya mengirim video dan menjauh sebagai gantinya.