Nyaris Diusir Dari Pesawat, Gadis Muslimah Ini Jelaskan ''Allah hanya berarti 'Allah'"

RIAU ONLINE - Belakangan sejumlah Muslim di negara Minoritas Muslim saat akan melakakukan perjalanan dengan pesawat kerap diminta maskapai penerbangan untuk turun, dengan alasan dapat mengganggu kenyamanan penumpang lainnya. Namun tidak bagi seorang Muslimah muda asal Skotlandia ini.

 

Melalui laman Facebook pribadinya, Jiva Akbor menceritakan pengalamannya yang nyaris saja mengalami pengusiran dari pesawat saat menuju Malaga dari Glasgow sebab penumpang wanita di sebelahnya merasa tidak nyaman dengan kehadiran Jiva.

 

Wanita bernama Beverley itu bertanya, apakah Jiva bisa pergi. "Saya menatap wajahnya dan ia terlihat panik, jelas tampak bingung," tulis Jiva di akun Facebook-nya, seperti dilansir dari Metro, Jumat, 22 Juli 2016.

 

Kemudian, Jiva mendengar seorang pramugari berkata bahwa Beverley bisa duduk di kursi miliknya. Namun, Beverley berdiri, dengan wajah ketakutan.

 

"Saya bingung. Untuk sepersekian detik saya pikir dia memiliki beberapa masalah kesehatan atau sesuatu dan memiliki serangan panik," kata Jiva.


 

Saat itu, Beverley menatap Jiva dan berkata, "Aku melihat Anda menulis pesan teks dan Anda menulis Allah di atasnya".

 

Meskipun shock, Jiva tidak kesal dengan kalimat Beverley yang seakan mencurigainya. Dengan tenang Juvi menjelaskan kepada Beverley bahwa Allah hanya berarti 'Allah' dalam bahasa Arab.

 

Kemudian, pramugari mengatakan Beverley bisa meninggalkan pesawat jika merasa tidak nyaman. Namun Beverley memilih untuk tidak meninggalkan penerbangan, meskipun masih tampak bingung.

 

Perlahan Jiva menjelaskan, pesan yang Beverley lihat itu adalah pesan untuk menghibur teman-teman Jiva yang telah dirampok dan berkata bahwa ia hanyalah seorang gadis Muslim biasa yang ingin bepergian.

 

Beverly yang mendengar penjelasan Jiva mengaku menyesali apa yang dia lakukan. Dia mengatakan, bahwa sikapnya dikarenakan banyaknya pemberitaan yang salah mengenai Islam di media.

 

"Ini sangat menakutkan, bila mengetahui apa yang bisa dilakukan media terhadap pola pikir kita dan saya hanya panik," ungkap Jiva menirukan kalimat Beverley.

 

Jiva menuliskan, setelah menerima penjelasannya, Beverley dan dirinya menghabiskan waktu tiga jam dalam pembicaraan intens selama penerbangan.