Pembantaian 28 Orang di Pertambangan Emas Tersiar di Venezuela

Lokasi-Hilannya-28-penambang-emas.jpg
(BBC)

RIAU ONLINE - Pasukan angkatan udara Venezuela tengah melakukan pencarian mayat 28 penambang emas yang dilaporkan telah dibunuh oleh kelompok kriminal di daerah hutan terpencil.

 

Menurut media lokal, saksi mata mengatakan para penambang itu kemungkinan dibunuh secara oleh kelompok kriminal yang mencoa mengambil kendali dan menguasai pertambangan yang berada di Kota Tumerremo, negara bagian Bolivar, Venezuela.

 

Para penambang yang hilang saat bekerja di tambang emas Atenas dilaporkan sejak hari Sabtu, saat keluarga dari penambang khawatir dan melaporkan bahwa anggota keluarga mereka belum kembali dari bekerja.

BACA JUGA: Hilang Bertahun-tahun, Pria Pelaut Ini Ditemukan Menjadi Mumi di Kapalnya

 

Seperti dilansir dari BBC, jumlah penambang yang hilang dengan cepat bertambah, semula hanya dua hingga mencapai 28 orang.

 

Keluarga korban memblokir sebuah jalan dan menuntut agar aparat terkait menyelidiki penyebab hilangnya anggota keluarga mereka.

 

Sebuah media lokal mengutip keterangan saksi mata mengatakan pencari emas memaksa para penambang tersebut agar berkonfrontasi dengan para anggota kelompok yang ingin menguasai kawasan pertambangan.


KLIK JUGA: Teganya! Bayi yang Meninggal Usai Dilahirkan Ini Dimasukkan dalam Tas Kresek

 

Di hari kejadian tersebut kelompok kriminal tersebut diduga mulai melakukan penembakan kepada para penambang dan memaksa pekerja yang selamat untuk memasukkan jasad ke dalam sebuah truk.

 

Sementara itu, laporan lain menyebutkan bahwa para penambang tersebut digiring untuk masuk ke dalam tambang sebelum kemudian dimutilasi dan jasadnya dibuang di areal pertambangan.


Namun, pemerintah setempat menyebutkan berdasarkan penyelidikan terkahir tidak ditemukan bukti adanya pembantaian di sana.

 

"Sejauh ini tidak ada indikasi yang dibunuh ataupun hilang," ujar Gubernur Francisco Rangel.

 

"Apa yang terjadi di sana, menurut aparat keamaan adalah bentrokan antara kelompok bersenjata yang mencoba untuk mengontrol kegiatan pertambangan di daerah tersebut," tambah Rangel.

 

Hingga saat ini, menurutnya ada dua investigator yang dikirim ke Tumeremo untuk menyelidiki insiden itu.

 

Gubernur Rangel malah menuduh dan menyalahkan para politisi yang ingin membuat suasana menjadi keruh dan memancing kerusuhan. "Tak ada masalah di Tumeremo. Ini benar-benar tidak bertanggung jawab mengkalim hal-hal yang salah," ujarnya.

 

Sementara itu, oposisi parlemen Americo de Grazia, menuding Gubernur Rangel mencoba menutupi dugaan pembantaian.

 

Sampai saat ini, pasukan angkatan udara masih berusaha menemukan 28 penambang yang hilang.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline