Ditopang Minyak Kelapa Sawit, Nilai Ekspor Riau Naik 94,93 Persen

Minyak-sawit.jpg
(Shutterstock via Suara.com)


RIAUONLINE, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat nilai ekspor Riau pada Juni 2022 sebesar US$ 2,01 miliar mengalami kenaikan 94,93 persen dibanding ekspor Mei 2022.

Kepala BPS Provinsi Riau, Misfaruddin, menyebutkan kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 7,71 persen.

"Secara kumulatif nilai ekspor Riau Januari-Juni 2022 sebesar US$ 10,46 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 14,80 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Demikian juga ekspor non migas sebesar US$ 9,53 miliar, mengalami kenaikan sebesar 18,99 persen," ujar Misfaruddin, Jumat 15 Juli 2022.

Diungkapkannya, kenaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor industri pengolahan
dan ekspor pertanian masing-masing sebesar 18,80 persen dan 35,72 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.

"Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai ekspor pada Januari-Juni 2022, ekspor non migas memberikan kontribusi sebesar 91,05 persen, sedangkan ekspor migas 8,95 persen. Besarnya peranan sektor non migas didukung oleh peran sektor industri pengolahan sebesar 89,92 persen," jelasnya.

Dijelaskan Misfaruddin, pada periode Januari–Juni 2022, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai US$ 1,53 miliar (16,04 persen), diikuti India dengan nilai US$ 991,05 juta (10,40 persen), dan Malaysia US$ 851,11 juta (8,93 persen).


 

 

"Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah bubur kayu (pulp), minyak kelapa sawit, serta kertas dan karton," terangnya.

Sementara, bila dirincikan dari 10 golongan barang ekspor nonmigas yang terjadi pada Juni 2022, ada sembilan golongan yang mengalami kenaikan dibanding Mei 2022.

"Diantaranya yaitu lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$ 884,12 juta, bubur kayu (Pulp) US$ 49,68 juta, berbagai produk kimia US$ 42,15 juta, kertas dan karton US$ 39,90 juta, ampas dan sisa industri makanan US$ 33,81 juta, dan bahan-bahan nabati US$ 6,53 juta," jelasnya.

Sementara, sebut dia, hanya bahan kimia organik yang mengalami penurunan, yakni sebesar US$ 19,40 juta.

Dari 10 golongan barang utama ekspor non migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 19,14 persen terhadap periode yang sama di tahun 2021.

"Sehingga selama Januari sampai Juni 2022, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 99,28 persen terhadap total ekspor nonmigas," pungkasnya.