Desa Ini Punya Cara Untuk Cegah Buka Lahan dengan Dibakar

Desa-Manggala-Taladan-Rohil.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Desa Menggala Teladan, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir memiliki metode khusus untuk menanggulangi pembukaan lahan dilakukan dengan cara dibakar oleh masyarakat desa pada umumnya. Desa ini menerapkan penggunaan pupuk kompos pada lahan baru maupun lahan yang sudah terkelola untuk mengganti proses penyuburan dengan cara dibakar.

 

Kepala Dusun Desa Menggala Teladan, Rusmanto menjelaskan bahwa rumput dan semak belukar yang biasanya dibersihkan dengan cara dibakar bisa dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman perkebunan terutama sawit dan karet yang menjadi varietas perkebunan yang ada di daerah mereka.

 

"Semak yang biasanya kalau sedang kering saat waktu kemarau itu dibakar, sekarang kita babat untuk dijadikan pupuk kompos yang menyuburkan tanah dan tanaman kami. Ini jauh lebih berguna ketimbang dengan dibakar," kata Nasrul kepada RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 8 Desember 2016.

Baca Juga: Wow, PT Minamas Habiskan 3,5 Miliar untuk Program Desa Peduli Api

 

Kelompok tani desa mereka lalu mempraktekannya. Caranya adalah dengan bahan semak belukar yang baru dibabat, air rebusan gula merah, air rendaman beras, air kelapa dan tambahan sedikit bahan kimia yang dinamakan EM4 yang digunakan untuk mempercepat proses pengomposan.


 

Pertama, mereka terlebih dulu mencacah belukar hasil babatan mereka sekecil mungkin. Kemudian rumput cacah tersebut dicampur dengan semua bahan yang sudah disebutkan tersebut dalam sebuah wadah tertutup dan aman dari sinar matahari. Usai pencampuran dilakukan, wadah berisi bahan kompos tersebut harus berulang kali diperiksa paling tidak satu pekan sekali.

 

"Proses pengomposan dilakukan selama tiga sampai empat minggu. Baru hasilnya sudah bisa dipakai untuk dijadikan pupuk. Kandungan penyuburnya jauh lebih baik ini ketimbang pupuk lainnya. Dan begitu harganya jauh lebih murah," ujarnya sambil tersenyum.

Klik Juga: Kratif, di Desa Rohil Ini Limbah Sawit Disulap Jadi Barang Bernilai Rupiah

 

Namun selama pengecekan berlangsung, petani harus mengecek kandungan air pada bahan pengomposan tersebut. Jika terlalu kering, petani harus menambahkan air rendaman beras dan gula merah tadi supaya lebih lembab sehingga bakteri bisa bekerja. Begitu pula sebaliknya, jika terlalu basah dan lembab, petani harus memberika sirkulasi udara supaya uap hasil proses pengomposan bisa keluar.

 

Cara ini terbukti efektif di Desa Menggala Teladan yang berada di Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, dapat meniadakan praktek bakar lahan di daerah tersebut. Cara ini mereka dapatkan dari pendampingan yang dilakukan oleh tim lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Riau (LPPM UR) selama 6 bulan di desa mereka.

 

"Kita juga tak perlu was-was lagi takut dituduh membakar lahan oleh polisi atau tentara yang berpatroli. Dan ini lebih menyehatkan," jelas Nasrul didampingi kelompok taninya yang berjumlah sekira 20 orang.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline