Saya Kecewa dengan Kinerja Polisi Tangani Kasus Anak Saya

Salomon-Pardede.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ayah korban mutilasi, Angelika Raya Novianti Pardede (11), Salomon Pardede, mendatangi Mapolda Riau bersama-sama dengan pemerhati anak Indonesia yang juga Ketua Dewan Pembina Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Pusat, Kak Seto. 

 

Laki-laki akrab disapa Kak Seto itu masih audiensi membahas kasus tersebut di bersama Kapolda Riau, Brigjen Pol Supriyanto. Salomon menceritakan, peristiwa bermula saat korban Angelika berpamitan meminjam buku ke rumah temannya, Rabu, 9 Maret 2016, pukul 15.00.

 

Baca Juga: Hilang 2 Pekan, Anak 11 Tahun Ini Ditemukan Sudah Jadi Tulang-belulang

 

Namun ketika itu korban tidak menyebut siapa temannya. Hingga pukul 18.00 WIB, bocah kelas V Sekolah Dasar itu tak kunjung pulang ke rumah. "Sampai sore dia tak pulang-pulang," cerita Salomon, Senin, 28 Maret 2016. 

 

Salomon dibantu para tetangganya langsung melakukan pencarian Angelika, namun hingga pukul 23.00, korban tidak ditemukan. "Dicari kemana-mana tidak ketemu," katanya.

 


Ayah Angelika ini kemudian memutuskan melapor ke Polsek Siak Hulu. Namun, oleh pihak Polsek, laporan belum bisa diterima dengan alasan belum 1x24 jam. "Laporan tidak digubris, kami disuruh cari dulu," tuturnya. 


Dicari sampai pagi, korban juga belum ditemukan. Ayah korban kembali melaporkan kasus anak hilang itu ke Polsek Siak Hulu, namun hingga dua pekan, polisi tidak berhasil mengungkap kasus itu.

 

Berselang dua pekan kemudian pasca-Angelika hilang, warga menemukan sesosok mayat dalam kondisi sudah berupa rangka sekira 20 meter dari pinggir Jalan Lintas Timur Km 15, Pasir Putih, Siak Hulu, Kampar. "Yang menemukan jasad anak saya warga sekitar," katanya.

 

Barulah, usai ditemukan kerangka anaknya, Polisi langsung turun ke lokasi penemuan korban. Polisi kemudian melakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.

 

Klik Juga: Sangarnya Hakim di Riau, Enam Vonis Mati Sepanjang 2015

 

Dari hasil otopsi, tutur Salomon, ditemukan kecocokan DNA antara tulang-belulang itu dengan Salomon, ayah Angelika. Salomon juga yakin kerangka itu anaknya, disamping hasil uji DNA, barang bukti ditinggalkan seperti sandal jepit, pakaian, kacamata dan tas, persis sama dengan milik korban ketika pergi meninggalkan rumah.

 

"Saya yakin itu anak saya," kata Salomon.

 

Ia kecewa dengan kinerja kepolisian terkesan lamban menangani perkara pembunuhan anaknya itu. Salomon kemudian mendapat pendampingan dari Komnas PA untuk mengetahui persis perkara yang saat ini ditangani kepolisian.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline