Ini Penjelasan Fenomena Hujan Es di Rohul

Hujan-Es.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Fenomena hujan es di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Senin (3/8/2015), memunculkan pertanyaan bagi banyak orang. Ada apakah ini? Apakah ini fenomena biasa saja atau ada sesuatu? 

 

Padahal, sudah beberapa bulan ini, Provinsi Riau dilanda musim kemarau yang berujung pada kekeringan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di berbagai kabupaten dan kota. Saat hujan turun, malah gumpalan es disertai angin kencang. Akibatnya tujuh rumah warga mengalami kerusakan.

 

Peristiwa terjadi di Kecamatan Rokan IV Koto ini membuat banyak masyarakat bingung. Kenapa tidak, berharap hujan turun untuk menghilangkan kabut asap, malah gumpalan es yang turun disertai angin kencang.

 

(Klik Juga: Water Management Perusahaan Gagal Atasi Karhutla)

 

"Hujan es turut merusak rumah warga," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran Daerah Rokan Hulu, Aceng Herdiana, Selasa (4/8/2015).

 

Menurut Aceng, ada tujuh rumah warga rusak ringan hingga berat akibat tiupan angin kencang. Rata-rata kerusakan terjadi pada genteng rumah lepas tertiup angin. Sedangkan dampak gumpalan es sebesar ibu jari itu menyebabkan genteng dan parabola warga jebol. "Namun tidak ada korban jiwa dalam persitiwa itu," kata Aceng.


 

Ia menjelaskan, petugas BPBD Damkar telah melakukan evakuasi sejumlah rumah serta bergotong royong bersama warga melakukan perbaikan. "Kami sudah evakuasi semua," ujarnya.

 

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Slamet Ryadi menuturkan, fenomena hujan es merupakan suatu peristiwa tidak bisa diperkirakan dan jarang terjadi. "Sifatnya tidak bisa diprediksi," katanya.

 

(Baca Juga: Ternyata HTI Sumbang 51 Persen Karhutla)

 

Hujan es, tuturnya, terjadi lantaran pertumbuhan awan kumulonimbus menjulang cukup tinggi diatas 4.000 kaki. Pada ketinggian itu, kata Slamet, suhu udara sangat dingin sehingga terjadi pembekuan uap air. "Uap air mengkristal karena dingin," ujarnya.

 

Menurut Slamet, pembekuan uap air sebenarnya sudah terjadi pada ketinggian 3.500 kaki. Namun hujan es jarang sekali terjadi karena butiran air yang membeku itu terlebih dulu cair setelah bergesekan dengan atmosfir bumi.

 

Dalam kasus hujan es ini kata dia, diperkirakan uap air yang mengkristal sudah terlalu besar. Saat terjadi hujan, gumpalan es cukup besar itu belum cair seutuhnya saat menyentuh bumi "Sehingga terjadilah hujan es," jelasnya.

 

Slamet mengatakan, hujan dalam intensitas ringan hingga sedang diperkirakan bakal terjadi di wilayah Riau hingga dua hari kedepan. Hal itu disebabkan adanya kelembaban udara yang cukup basah di Riau.

 

Hujan yang melanda Riau dua hari terakhir membuat kualitas udara di Riau membaik. Kabut asap hilang, jarang pandang pun kembali normal. Satelit Tera dan Aqua tidak memantau titik api di Riau

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline