Makna dan Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat Riau

monumen-rakyat-riau.jpg
(travelingyuk.com)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Provinsi Riau selain dikenal dengan kebudayaan Melayu yang khas, juga terdapat berbagai monumen-monumen yang dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan. Salah satunya adalah monumen  rakyat Riau yang dibangun atas prakarsa Gubernur Riau H. Imam Mundar Datuk Sri Lela Wangsa dan diresmikan pada 17 Agustus 1984.

 

Monumen yang berada di jalan Diponegoro tepatnya di depan Kompleks Gubernuran (Rumah Dinas Gubernur Riau) terdapat patung TNI dan masyarakat yang berdiri ketika menghadapi para penjajah. Selain itu, patung ini berdiri di atas pelataran relief perjuangan di bagian kanan, sedangkan terdapat meriam yang tegak di sisi kirinya. 

 

Patung Pejuang Rakyat Riau yang terdiri dari dua patung berpakaian militer dan berpakaian biasa sebagai pencerminan dari perpaduan TNI dan rakyat yang telah terjalin sejak dahulu hingga sekarang. Kesatuan dan perpaduan ini yang menjadi kekuatan nasional dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dan menjadi landasan pembangunan masa depan.

 

Monumen dengan bentuk keseluruhannya terbuka ini melambangkan keakraban pada lingkungan, keserasian, dan perpaduan antara monumen dengan alam sekitar. Makna yang terkandung di dalamnya berupa pendekatan dan penghayatan yang se-“resam” antara pemimpin dan rakyat, yang menjadi tulang punggung kesatuan dan persatuan nasional.

 

Pelataran monumen ini berbentuk segitiga yang melambangkan mata anak panah mengarah pada satu titik yaitu menghadap pada tiang bendera tempat dimana Sang Saka Merah Putih berkibar. Selain itu, bentuk dasar monumen ini berupa segilima dalam empat tingkatan yang melambangkan 5 sila dari Pancasila dan juga melambangkan tahun 45 sebagai tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan kaki monumen berbentuk segilima yang melambangkan Pancasila dengan lambang sila-sila Pancasila.

 


Tak hanya itu, pada bagian Dampar yang menjadi alas patung itu berbentuk “astakona” atau segi delapan yang melambangkan bulan ke delapan yakni bulan Agustus sebagai bulan diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia.

 

Terdapat 17 buah keris panjang yang tegak mengelilingi dampar patung juga melambangkan tanggal 17 sebagai hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

 

Terdapat pula patung api di 5 penjuru  melambangkan semangat juang yang tak kunjung padam menjadi dasar perjuangan rakyat Riau terhadap imperialisme dan kolonialisme selama berabad-abad sejak abad ke 16 (1511 M).  Hingga terjadinya perang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilanjutkan dengan semangat mengisi kemerdekaan sampai sekarang ini.

 

Artikel ini ditulis Anggi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE