Membentuk Kelembagaan Desa Berketahanan Iklim Berbasis Pentahelix di Siak

kampung-iklim3.jpg
(Hendra Dedafta/Riau online)

Laporan Hendra Dedafta

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Seiring dengan kegiatan pembentukan kampung iklim atau Proklim, tim dari Universitas Lancang Kuning bersama para pihak menyusun pembentukan model kelembagaan desa berketahanan iklim berbasis pentahelix turun langsung ke Kampung Kayu Ara Permai, Kecamatan Sungai Apit, Jumat, 19 Agustus 2022.

 

''Model kelembagaan ini akan mendorong keterlibatan multipihak dalam mengatasi perubahan iklim dan merupakan bagian dari Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT)", Ucap Ketua tim riset, Dr Jeni Wardi.

 

 

Pembentukan model kelembagaan Desa, menjadi tindak lanjut dari kegiatan adaptasi dan mitigasi yang telah diusulkan sebelumnya pada lokasi yang sama ke Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (SRN PPI KLHK).

 

Tenaga Ahli Menteri LHK yang juga bagian dari anggota tim peneliti, Dr Afni. mengatakan bahwa dampak perubahan iklim telah dirasakan masyarakat, sehingga diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi mulai dari tingkat tapak. 

 

"Untuk mengatasinya harus berbasis kolaborasi pentahelix, yakni keterlibatan lima unsur dalam satu kesatuan yang sama. Lima unsur tersebut adalah pemerintah, swasta, NGO/komunitas masyarakat, akademisi dan media. Lima unsur ini harus berkolaborasi ke satu vektor yang sama, yakni terbentuknya masyarakat desa berketahanan iklim'', kata Afni.

 


Sebelumnya telah dilaksanakan inventarisasi aksi iklim di lingkungan RW 06 Kampung Kayu Ara Permai, dan pada hari Kamis (18/8/2022) telah digelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk menampung aspirasi dari para pihak di tingkat paling tapak.

 

''Edukasi informasi terkait perubahan iklim harus terus digaungkan di tingkat paling tapak. Tidak lagi sebatas sosialisasi dan seremoni, tapi aksi. Jika model kelembagaan desa ini bisa terbentuk, dan berdampak pada ketahanan iklim masyarakat, maka ini bisa jadi percontohan Nasional,'' kata Afni.

 

Selain Dr Jeni Wardi dari Fakultas Ekonomi dan Dr Afni Zulkifli dari Fakultas Ilmu Administrasi, tim riset ini juga beranggotakan Dr Anto Ariyanto dari Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning. 

 

Waktu riset akan berlangsung selama dua tahun, dengan target luaran bisa membentuk Peraturan Desa yang melibatkan unsur Pentahelix, untuk mendukung terbentuknya desa berketahanan iklim.

 

''Kami berterimakasih atas partisipasi dan dukungan dari Unilak, juga berbagai pihak lainnya yang ikut mendampingi kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,'' kata Kasubdit Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Tri Widayati.

 

Selain menghadiri FGD, tim verifikator KLHK juga turun ke Kampung Kayu Ara Permai untuk melaksanakan kegiatan verifikasi kampung iklim atau Proklim yang sebelumnya telah diusulkan. Ini merupakan salah satu usulan Proklim hasil dari pendampingan akademisi Unilak.

 

 

''Ini bentuk kolaborasi yang sangat baik dan butuh berkelanjutan. Unilak telah memiliki pengalaman dan harapannya bisa mentransfer pengetahuan, sehingga ke depan akan semakin banyak pendamping dan verifikator aksi iklim di tingkat paling tapak,'' kata Tri Widayati.

 

Hadir dalam kesempatan ini Penghulu Kampung Kayu Ara Permai, perwakilan NGO, media, akademisi, swasta, dan unsur pemerintah dari DLH Kabupaten Siak, DLHK Provinsi, Daops Manggala Agni Ditjen PPI KLHK, dan berbagai pihak terkait lainnya.

 

Konsep Pentahelix atau multipihak merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak diantaranya, Academy, Business, Community, Government, and Media.