Segera Resign! 10 Ciri Kamu Bekerja di Lingkungan yang Toxic

stress2.jpg
(istimewa)

Laporan Dwi Fatimah

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Setiap karyawan pasti menginginkan lingkungan kerja yang nyaman dan suportif. Namun harus tidak semua kantor memiliki lingkungan kerja yang sehat. Lalu bagaimana jika kamu harus bekerja di lingkungan yang toxic? Tetap bertahan atau segera resign?

Salah satu ciri lingkungan kerja toxic adalah tidak adanya dukungan dari rekan kerja lainnya. Padahal dukungan dari rekan kerja adalah salah satu hal yang bisa membuat kita bertahan.

Bekerja di sebuah kantor dengan budaya kerja toxic dapat dipastikan akan membuatmu sulit berkembang. Bahkan, kamu juga akan terus merasa frustasi dan berakibat buruk pada kesehatan mental.

Dilansir dari Cleveland Clinic, psikolog kesehatan klinis Amy Sullivan, PsyD, mengatakan bahwa lingkungan kerja toxic dapat dideteksi dari reaksi perut kita karena stres mempengaruhi pencernaan. 

Sullivan juga mengatakan bahwa kita bisa mengetahui apakah suatu lingkungan kerja toxic atau tidak dengan menanyakan pada diri sendiri apakah lingkungan itu sejalan dengan value system kita atau tidak. 

“Value system pada dasarnya adalah keyakinan inti, nilai inti, hal-hal yang penting bagi kita sebagai pribadi,” kata Dr. Sullivan.

Lalu bagaimana ciri lingkungan kerja yang toxic? Berikut riauonline rangkum dari berbagai sumber ciri lingkungan kerja yang toxic:

  1. Atasan yang selalu merasa berkuasa

Jika di tempat kerja kamu ada atasan yang selalu merasa berkuasa, mungkin itu bisa jadi ciri lingkungan kerja toxic. Terutama jika kamu merasa tidak dihormati, tidak dihargai atas kontribusi yang sudah kamu berikan.

Ditambah kamu juga merasa bahwa kebutuhan kamu sebagai karyawan tidak terpenuhi. Berarti kamu sudah berada di ciri lingkungan kerja toxic. Atasan yang selalu merasa berkuasa biasanya sering mengabaikan dan tidak begitu menghargai karyawannya.

  1. Terjadi persaingan yang tidak sehat

Persaingan antar divisi atau antar karyawan yang tidak sehat adalah bagian dari konflik internal perusahaan. Sebenarnya konflik seperti itu akan membahayakan bagi perusahaan. Namun, di sebuah kantor dengan budaya kerja toxic, hal itu sangatlah lumrah terjadi.

Jika kamu merasa terjebak di tengah-tengah persaingan yang tidak sehat, jangan ragu untuk segera melapor kepada atasan.Namun, jika atasanmu hanya membiarkan saja dan malah memihak pada salah satu sisi, bisa disimpulkan jika ia memang tidak bijaksana.

Sebaiknya mulai pikirkan masa depanmu di kantor tersebut. Pertimbangkan apakah kamu akan kuat menghadapi lingkungan kerja yang sangat tidak sehat itu. Jika tidak kuat, jangan ragu lagi untuk mulai mencari tempat kerja yang baru. 

Pasalnya, bekerja di sebuah kantor dengan toxic culture dapat mempengaruhi kesehatan mental


  1. Tidak ada kesempatan berkembang

Setiap karyawan tentu ingin berkembang dalam karirnya. Bisa dari pengalaman dan pengetahuan, atau kenaikan jabatan. Tapi tahukah kamu bahwa, salah satu ciri lingkungan kerja toxic adalah tidak adanya kesempatan untuk berkembang?

Jika kamu merasa terus berada di dalam satu posisi yang sama tanpa adanya perkembangan, berarti kamu harus segera keluar dari lingkungan kerja toxic tersebut.

Bukan sekedar berada di zona nyaman, tetapi jika diteruskan hal ini bisa mempengaruhi jenjang karir kamu di masa depan. Zaman sudah berkembang dan lebih maju dari sebelumnya, masa kamu masih mau stuck di posisi kamu yang sekarang?

  1. Tempat kerja tidak punya vibe positif

Suatu tempat kerja yang memiliki vibe positif pasti akan membuatmu lebih produktif. Bahkan, saat ada banyak deadline kamu masih bisa tetap merasa semangat. Hal itu akan sangat berbeda dengan kantor yang punya budaya kerja toxic. Kamu pasti akan merasakan tidak ada kehangatan baik itu dari sesama rekan kerja atau dari atasan.

Business Insider menyebutkan bahwa jika tidak ada karyawan yang saling tersenyum saat bertemu, tidak ada yang tertawa bersama, serta tidak ada yang saling berbicara maka itu tanda toxic culture di tempat kerja.

Selain sulit untuk diajak berkomunikasi, rekan kerja yang dingin seperti itu pasti juga akan sulit diajak bekerja sama.  Jadi, akan sangat merepotkan saat harus bekerja dalam tim dengan mereka.

  1. Beban kerja tidak normal

Beban kerja tidak normal adalah salah satu ciri lingkungan kerja toxic selanjutnya. Misal, atasan memberikan beban kerja yang berlebihan atau tidak sesuai dengan kapasitas kamu sehingga kamu tidak bisa menyelesaikannya.

Perlu diketahui, kondisi seperti ini bisa berpengaruh pada tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi. Hal ini bisa memberikan kamu efek jangka panjang, lho. Seperti tidak ada semangat untuk bekerja, hingga kamu mengalami kelelahan yang berlebih alias burnout.

  1. Banyak miss komunikasi

Dikutip dari The Undercover Recruiter, adanya masalah komunikasi di kantor bisa menjadi salah satu ciri lingkungan kantor sudah mulai toxic. Jika percakapan dengan teman kantor maupun atasan sudah ada di titik “seperlunya saja” dan banyak gosip-gosip tidak penting, maka kamu perlu waspada.

Permasalahan komunikasi ini bisa dimulai dari antar tim kemudian akan melebar hingga departemen internal, bahkan bisa sampai ke eksternal jika tidak ditangani segera. 

Tidak jelasnya informasi maupun detail pekerjaan yang disampaikan atasan kepada tim juga bisa menjadi ciri permasalahan komunikasi di lingkungan kantor.

  1. Jam kerja tidak sesuai

Pemerintah menetapkan bahwa, jam kerja karyawan per harinya adalah delapan jam. Tapi terkadang ada saja yang perusahaan yang memberlakukan lebih dari delapan jam sehari dan ini diluar jam lembur.

Jika jam kerja kamu tidak sesuai dengan peraturan atau kesepakatan kerja, maka tempat kerja kamu memiliki ciri lingkungan kerja toxic. Hasil penelitian menyebutkan bahwa, orang yang bekerja selama berjam-jam tanpa berhenti bisa menyebabkan depresi.

  1. Karyawan tidak termotivasi

Saat rekan kerja atau bahkan diri sendiri menunjukkan tanda-tanda dari demotivasi, kamu perlu khawatir dengan lingkungan perusahaan.

Jika tidak ada lagi yang menginspirasi maupun memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik di perusahaan tersebut, maka bisa saja lingkungan kerja kamu sudah toxic.

  1. Feedback menjadi ajang saling “serang”

Dalam lingkungan kerja, feedback atau saran dan pendapat di kantor merupakan hal lumrah. Perbedaan opini juga seringkali terjadi dalam lingkungan kerja.

Jika lingkungan kerja kamu mulai menjadikan diskusi dan feedback sebagai ajang saling menjatuhkan, menyindir, dan menyerang antar tim atau bahkan individu, ini menjadi tanda toxic dari lingkungan kerja.

Dengan lingkungan yang seperti itu, kamu tidak bisa mendapatkan kebebasan berpendapat dan tidak bisa berproses.

  1. adanya favoritism 

Dilansir The Undercover recruitment, dalam lingkungan kerja dimana ada seseorang yang diperlakukan superior atau berbeda dari orang lain, maka itu termasuk lingkungan yang toxic. Tidak ada karyawan yang ingin merasa tidak diapresiasi dan dibedakan satu dengan yang lain. Hal ini bisa mengarah ke aksi yang lebih serius seperti diskriminasi antar rekan kerja.