RIAU ONLINE - Keluarga korban ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluarsa di di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut angkat suara.
Kakak ipar Toto Hermanto yang merupakan salah satu korban ledakan, Siti Aisah (60) membantah adanya tuduhan para korban adalah pemungut sisaan amunisi. Siti menuturkan, korban orang yang diperbantukan untuk memusnahkan amunisi tersebut oleh TNI.
"Bukan (pemulung puing), kan ada sertifikatnya. Orang tuanya juga orang kaya. Enggak bukan pemulung," tutur Siti Aisah, dikutip dari KUMPARAN, Rabu, 14 Mei 2025.
Menurut Siti, Toto mengambil pekerjaan berisiko tersebut lantaran asa bertanggung jawab kepada keluarga. Toto bahkan sudah melakoni pekerjaan tersebut selama 4 tahun.
"Kalau nggak di sini, di Sulawesi, di Makassar, kapan saja dipanggil, pembantu TNI. Bukan pemulung dia," ungkap Siti.
Toto bertugas Menyusun amunisi kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan. Insiden ini pun baru pertama kali terjadi, selama adiknya mengerjakan pekerjaan tersebut.
"Iya penyusun (amunisi yang mau dimusnahkan karena kedaluwarsa). Kemarin-kemarin juga aman, kondusif," ucapnya.
Selain Toto, korban tewas lainnya adalah Endang Rahmat. Menurut istrinya, Dede, peran suaminya ialah pengangkut amunisi ke lokasi peledakan.
Dia mengatakan bahwa awal mula suaminya menjadi tenaga perbantuan dalam kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa, diajak oleh Iyus dan Rustiawan, yang juga masuk ke dalam 13 korban dalam insiden maut itu.
"Suami saya pergi bilangnya mau kerja ambil padi, tapi diajak sama bos kerja nurunin barang peledak. Suami saya itu sopir dan baru ikut kerja sama bos itu (Rustiawan)," kata Dede.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya masih menyelidiki keberadaan warga sipil yang berada di lokasi kejadian saat pemusnahan amunisi.
"Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh tim TNI Angkatan Darat termasuk terkait dengan korban sipil," imbuhnya.