Waspada Penipuan Tawaran Kerja Shopee di WhatsApp, Begini Modusnya

Penipuan-tawaran-kerja.jpg
(Foto: Dok. Istimewa via kumparan)

RIAU ONLINE - Modus penipuan baru kembali ramai beredar pesan WhatsApp yang menawarkan kerja sampingan dengan iming-iming gaji menggiurkan. Ahli keamanan siber menyebut bahwa pesan tersebut merupakan jebakan agar korban memberikan data pribadinya.

Modus yang digunakan berupa pesan WhatsApp mengatasnamakan departemen SDM dari Shopee Indonesia. Mereka bahkan menawarkan gaji harian Rp 200 ribu sampai Rp 2 juta per hari. Pendatang baru bakal langsung mendapatkan uang Rp 20 ribu.

Korban yang terjebak akan diminta untuk mengeklik link atau tautan yang telah disediakan untuk mendaftar.

“Hallo, nama saya Malia dan saya bekerja di departemen SDM di Shopee (cabang Indonesia). Perusahaan ini mencari karyawan paruh waktu secara online. Kerja paruh waktu itu mudah, yang Anda butuhkan hanyalah ponsel. 10 hingga 20 menit kerja paruh waktu! Hal ini bisa dilakukan di waktu senggang Anda tanpa mengganggu pekerjaan Anda saat ini. Pendatang baru langsung mendapatkan Rp 20.000, gaji harian: Rp 200.000 - 2.000.000. Jika Anda tertarik dengan pekerjaan paruh waktu ini!” demikian pesan penipuan di WhatsApp yang dikutip dari kumparan, Rabu, 22 Februari 2023.

Ahli keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, memastikan bahwa pesan tawaran kerja yang beredar di WhatsApp kali ini adalah penipuan. Modus tawaran kerja seperti ini memang banyak beredar di WhatsApp.


Saat korban berminat untuk bekerja, pelaku akan meminta data termasuk nomor rekening dan nomor KTP korban. Data ini diisi secara sukarela oleh korban melalui tautan yang diberikan penjahat siber.

“Mereka adalah kelompok penipu yang mengiming-imingi korbannya dengan kerja sampingan hanya klik-klik saja dapat uang. Tetapi sebenarnya tujuan utamanya adalah mengumpulkan database korban phishing,” kata Alfons.

Para pelaku berdalih, bahwa nomor rekening yang diminta dibutuhkan untuk mentransfer gaji hasil kerja sampingan. Padahal, ini hanya tipuan semata agar pelaku mendapatkan data yang dibutuhkan untuk disalahgunakan.

“Aksi mereka cukup rapih, di mana ada tim yang mengumpulkan data melalui Whatsapp dan kalau ada yang menghubungi akan diarahkan ke leader di Telegram. Di sini leader-nya yang akan menjalankan aksi eksploitasi dari data yang diberikan,” papar Alfons.

Sementara, Shopee sebagai perusahaan yang dicatut dalam modus penipuan ini belum menanggapi saat kumparan meminta konfirmasi akan hal ini.