Heboh Video Syur Mirip Ardhito, Begini Cara Mencegah Konten Intim Tersebar

Ardhito-Pramono.jpg
((Instagram/@ardhitopramono))

Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Musisi Ardhito Pramono kembali menjadi perbincangan publik setelah tersebarnya video syur mirip dirinya. Nama Ardhito Pramono hingga Jumat, 29 Juli 2022 masih menduduki trending twitter nomor 2. Lebih dari 5200 cuitan menyoal soal video syur mirip Ardhito tersebut.

Nama Ardhito Pramono pun ramai dibicarakan terkait hal tersebut. Banyak warganet mempertanyakan link video Ardhito Pramono tersebut secara full.

Namun, ada juga yang mempertanyakan keaslian video syur Ardhito Pramono tersebut. Sebab, wajah yang diduga mirip Ardhito Pramono itu agak berbeda dari aslinya.

Masih belum jelas siapa yang pertama kali menyebar dan mendistribusikan video tersebut. Tapi, jika kamu mengalami hal serupa ada hal yang bisa kamu lakukan.

Penyebaran konten intim non-konsensual atau non-consensual dissemination of intimate images (NCII) adalah salah satu bentuk kekerasan berbasis gender online yang menjadi fenomena global saat ini.

Dikutip dari "Panduan Sigap Hadapi Penyebaran Konten Intim Non Konsensual" yang disusun oleh Sub Divisi Digital At-Risks (DARK) dari SAFEnet/Southeast Asia Freedom of Expression Network setidaknya ada empat langkah yang bisa dilakukan.


Dalam panduannya disebutkan bahwa penanganan penyebaran konten intim non-konsensual tidak memiliki solusi yang tunggal. Hal itu karena konteks dan situasi yang dihadapi korban berbeda-beda.

Namun, secara umum, jika menghadapi ancaman ini ada beberapa hal yang bisa segera dilakukan:

Menyimpan barang bukti

Direkomendasikan untuk menyimpan barang bukti dalam bentuk catatan kejadian kronologis. Hal ini untuk memudahkan saat mencari bantuan ataupun saat melapor ke polisi, sehingga bisa mengurangi kebutuhan untuk berkali-kali menceritakan ulang kejadian kekerasan yang dialami.

Memutuskan komunikasi dengan pelaku

Tutup semua jalur komunikasi dengan pelaku untuk menghindari ancaman pelaku yang biasanya dilakukan secara terus menerus dan mengurangi tingkat kecemasan atau kepanikan. Bisa dilakukan dengan memblokir pelaku, melakukan deaktivasi akun digital untuk sementara waktu, atau mengganti/menghapus akun secara permanen.

Petakan risiko

Tujuannya untuk mencari tahu kebutuhan utama dan hal-hal yang bisa diupayakan untuk antisipasi selanjutnya.

Melaporkan ke platform digital

Laporkan akun pelaku atau postingan yang dibuat pelaku di platform digital tempat kekerasannya berlangsung untuk mencegah konten intim tersebar lebih lanjut dan menghindar dari teror pelaku.