Mumtaz Raiz Ketawain Wacana Bikin PAN Reformasi atau KW: PAN Palsu Pasti Kempes

Amien-Rais-dan-Zulkifli-Hasan.jpg
(Detik.com)

RIAU ONLINE, YOGYAKARTA-Ketua DPP Partai Amanat Nasional, Mumtaz Rais angkat suara perihal rencana ayahnya yang akan membentuk partai baru. Putra pendiri PAN, Putra Amien Rais tersebut menduga wacana tersebut hanya emosional semata.

Mumtaz menyatakan akan tetap setia dengan PAN yang sekarang, yang disebutnya sebagai PAN asli. Ia pun mempersilakan jika memang PAN Reformasi atau PAN 'KW' dibentuk. Sebab menurutnya nantinya akan ada seleksi alam dan uji di lapangan siapa yang masih bisa konsisten dan bertahan.

"Kami tahu, PAN palsu pasti kempes," ujarnya, 31 Maret 2020

Perihal adanya isu Amien Rais yang akan mengevaluasi kinerja pengurus PAN periode saat ini, Mumtaz mengaku belum mendengarnya. Dan ia meyakini, rencana pendirian partai politik baru ini hanyalah emosional semata. Karena Amien Rais dikompor-dikompori oleh pihak tertentu.

"Gini aja deh, kalau partai baru ini tidak terbentuk, berarti hanya emosional sesaat. Untuk membuktikannya itu rumusnya. Tapi kalau ini terbentuk berarti ini dipikir betul, betul-betul dengan nalar, logika dan dengan strategis pembentukan. Kalau hanya koar-koar di mulut berarti cuma emosi," tegas lelaki yang santer dikabarkan akan maju Pilkada 2020 Sleman itu.

Bukan tanpa alasan Mumtaz mengatakan hal itu, menurutnya, mendirikan partai tentu memerlukan SDM dan sumber daya partai yang besar, tidak cukup hanya dengan berbicara.


"Makanya kita lihat. kita juga bersuka cita kok, ini akan jadi cambuk buat kami, wah ada partai pesaing nih," ungkapnya.

Di kesempatan sama, ia juga mengulik sejarah PAN yang pernah terbelah dengan nama Partai Matahari Bangsa yang akhirnya mati pada Pemilu 2014 silam.

"Jadi kalau cuma akhirnya kecil, mati di tengah jalan, malu-maluin," terangnya.

Terpisah, Sekretaris DPD PAN Sleman, Arif Kurniawan menyebut Amien Rais tentu akan berpikir berulang kali untuk untuk membuat partai baru. Kemudian melihat kinerja komposisi pengurus PAN saat ini. Diikuti dengan melihat ekspektasi masyarakat atau tingkat penerimaan tentang struktur partai di Indonesia.

"Kalau kami ya masih wait and see, masih menunggu seperti apa dinamika pascakongres, nanti kami lihat seperti apa endingnya ya," ujarnya.

Kala ditanya perihal langkah Amien Rais lebih jauh, Arif mengaku tak mengikuti detailnya, karena ia hanya berada di level pengurus kabupaten.

Arif meyakini, setiap kader PAN di Sleman tentu memiliki pandangan sendiri-sendiri dan bisa dilihat pula sudut pandangnya.

"Kalau saya selaku pengurus partai dan anggota dewan, tentu berbeda dengan teman-teman saya yang pengurus PAN tapi tidak anggota dewan. Karena saya jadi anggota dewan juga dari partai. Tapi kalau PAN Sleman, secara partai belum memiliki sikap resmi," ucapnya.

Artikel ini sudah terbit di Suara.com