Wisatawan Tak Bisa Terbang ke Bali Pada 17 Maret, Kenapa?

Pesawat-Garuda-Indonesia-Airways.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Wisatawan asing maupun lokal tak bisa terbang ke Bali, Sabtu 17 Maret 2018. Pihak Angkasa Pura I akan menutup Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai selama 24 jam pada perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1940

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi mengatakan penghentian sementara operasional penerbangan ini mengacu pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Denpasar Pada Hari Raya Nyepi.

Bandara ngurah rai tidak beroperasi dimulai dari 17 Maret pukul 06 Wita hingga pukul 06.00 Wita pada 18 Maret 2018.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat pelaksanaan Nyepi mendatang, kami akan menghentikan semua aktifitas pelayanan di bandara. Penutupan berlangsung selama 24 jam dan bandara kembali beroperasi secara normal hari Minggu, 18 Maret 2018 pukul 06.00,” katanya di Badung, dilansir laman Suara, Rabu 14 Maret 2018.

Semua penerbangan berjadwal dan charter baik rute domestik maupun internasional akan ditiadakan. Berdasarkan data yang dihimpun sedikitnya 482 penerbangan tidak beroperasi pada saat Nyepi.

Sebanyak 244 penerbangan domestik dan 238 internasional. Rute terbanyak tujuan Cengkareng, Kuala Lumpur, Singapura, Perth dan Surabaya.


Untuk mengatur jadwal penerbangan yang akan datang dan berangkat dari Bali, pihak Angkasa Pura I bekerjasama dengan Airnav Indonesia Cabang Denpasar telah menerbitkan pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia melalui Notice to Airman (NOTAM) nomor A0117/18 NOTAMN.

“Rencana penutupan bandara ini sudah diketahui semua pelaku penerbangan di dunia, kami juga sudah berkoordinasi secara intens dengan para airline. Mereka sudah menyesuaikan dan mengatur jadwalnya dengan periode penutupan bandara,” katanya.

Kendati mengalami penutupan, pihak bandara akan tetap melayani penerbangan yang bersifat darurat.

“Saat Nyepi nanti akan ada 368 personil kami yang siaga di bandara. Ini kami lakukan untuk mengantisipasi adanya permohonan emergency landing, technical landing atau medical evacuation. Kami juga didukung oleh Airnav, Imigrasi, Bea Cukai, KKP, TNI AU Ngurah Rai, Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai, airline dan ground handling,” paparnya.

Berdasarkan data penerbangan berjadwal, Garuda Indonesia (GA897) dari Guangzhou, Cina dan GA7049 dari Lombok menjadi penerbangan pertama yang mendarat pasca penutupan.

Sedangkan Indonesia AirAsia (QZ550) tujuan Kuala Lumpur dan Garuda Indonesia (GA401) tujuan Cengkareng direncanakan menjadi penerbangan pertama yang bertolak dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.(2)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id