RIAU ONLINE, PEKANBARU - Penerbangan Pelita Air dengan nomor IP325 tujuan Jakarta mengalami penundaan selama lebih dari 7 jam di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II.
General Manager Bandara Internasional SSK III, Radityo Ari Purwoko mengatakan, delay atau penundaan ini terjadi akibat kerusakan pada pesawat sebelumnya, Pelita Air IP324 dari Jakarta, yang mengalami insiden saat mendarat di Pekanbaru.
Menurut pihak maskapai, kerusakan tersebut disebabkan oleh hempasan angin samping (crosswind) yang datang tiba-tiba dengan kecepatan 20 knot, dua kali lipat dari batas aman maksimal 10 knot. Fenomena cuaca ekstrem yang tidak terdeteksi ini menyebabkan bagian ekor pesawat mengalami kerusakan dan dinyatakan tidak layak terbang.
“Pesawat IP324 ini dijadwalkan kembali terbang sebagai IP325 ke Jakarta pada pukul 18.15 WIB. Namun karena insiden tersebut, seluruh rencana keberangkatan tertunda,” kata Oki sapaan akrab Radityo Ari Purwoko, Minggu 29 Juni 2025.
Pihak maskapai sempat menawarkan akomodasi hotel kepada penumpang, namun mayoritas memilih tetap menunggu di bandara dengan harapan tetap bisa terbang malam itu juga. Proses negosiasi pun berlangsung antara penumpang dan pihak maskapai dengan suasana yang tetap tenang dan tertib.
Menanggapi permintaan penumpang, Pelita Air kemudian mendatangkan pesawat pengganti dari Jakarta. Proses ini membutuhkan waktu karena selain menunggu pesawat tiba, kru baru juga harus dipersiapkan sesuai prosedur keselamatan penerbangan.
Penumpang menunjukkan sikap kooperatif dan sabar selama masa penantian. Pihak maskapai secara bertahap memberikan hak-hak penumpang seperti snack, makanan berat, dan voucher senilai Rp 300.000 yang dapat diuangkan di Jakarta.
Sekitar pukul 00.58 WIB, pesawat pengganti akhirnya mendarat di Pekanbaru dan lepas landas menuju Jakarta pada pukul 01.35 WIB, mengangkut total 162 penumpang yang terdiri dari 148 dewasa, 10 anak-anak, dan 4 bayi.
“Meski mengalami delay panjang, seluruh proses penanganan berjalan lancar tanpa kericuhan. Tidak ada penumpang yang bertindak anarkis atau emosional, bahkan situasi tetap kondusif hingga keberangkatan berlangsung,” jelasnya.