RIAU ONLINE, PEKANBARU — Antrean kendaraan mengular terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Pekanbaru, Riau dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini disebabkan oleh kelangkaan bahan bakar subsidi jenis solar, yang membuat para pengendara khususnya sopir truk harus rela antre berjam-jam untuk mendapatkan pasokan.
Salah satu antrean terparah terpantau di SPBU Jalan Arifin Achmad. Barisan kendaraan bahkan memanjang hingga ke badan jalan dan mengganggu arus lalu lintas.
"Saya sudah keliling ke tiga SPBU, semuanya kosong. Baru di sini bisa dapat, tapi harus antre dua jam," keluh Anji Prasetyo, seorang sopir truk logistik, Kamis 26 2025.
Anji bukan satu-satunya, banyak sopir lainnya yang mengaku harus mengurangi ritme kerja karena waktu mereka habis hanya untuk mencari bahan bakar.
"Biasanya saya bisa antar dua trip barang dalam sehari. Sekarang satu pun susah karena waktu habis buat antre solar," tambahnya.
Para pengemudi berharap pemerintah segera turun tangan untuk menormalkan kembali distribusi solar, terutama di kota-kota besar seperti Pekanbaru yang menjadi jalur utama distribusi logistik di Sumatera.
"Kami cuma minta bahan bakar tersedia. Tanpa solar, kerja kami lumpuh," tutup Anji.
Sementara itu, pihak SPBU membantah adanya pengurangan pasokan dari Pertamina. Mereka menyebut antrean panjang terjadi akibat meningkatnya permintaan, bukan karena stok terbatas.
"Stok solar yang kami terima tetap normal, tidak ada pengurangan dari Pertamina," jelas Teddy Safiky, pengawas SPBU Jalan Arifin Achmad.
Sebagai bentuk pengendalian agar distribusi lebih merata, SPBU tersebut menerapkan pembatasan jumlah pengisian BBM subsidi.
Kendaraan pribadi hanya diperbolehkan membeli maksimal 60 liter per hari, sedangkan truk maksimal 100 liter per hari.
“Langkah ini kami ambil agar semua pengendara bisa mendapatkan solar secara merata dan tidak ada yang kehabisan di tengah jalan,” ujar Teddy.