Gara-gara Sampah, Siswa SDN 81 Pekanbaru Belajar Pakai Masker

Gara-gara-Sampah-Siswa-SDN-81-Pekanbaru-Belajar-Pakai-Masker.jpg
(Herianto Wibowo/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU — Kondisi tumpukan sampah di sekitar SDN 81 Pekanbaru, Jalan Gabus, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai, kian memprihatinkan.

Bau menyengat dari sampah yang menumpuk di dekat gerbang sekolah mulai mengganggu kenyamanan dan konsentrasi belajar para siswa.

Kepala SDN 81 Pekanbaru, Hasra Isnaldi menyebut awalnya sampah tersebut memang rutin diangkut, namun kondisinya tetap tidak kondusif karena sampah terus menumpuk di lokasi diketahui  merupakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ilegal.

"Pada awalnya memang sampah setiap hari diangkut, tapi yang namanya sampah walaupun setiap hari dibersihkan tetap saja mengganggu kenyamanan anak-anak belajar," ujar Hasra, Kamis, 12 Juni 2025.

Hasra menjelaskan dampak dari tumpukan sampah tidak hanya sekadar mengganggu kenyamanan, tapi juga dikhawatirkan mempengaruhi kesehatan siswa.

"Aroma sampah sangat menyengat, dan itu membuat anak-anak belajar dalam kondisi tidak nyaman. Kami khawatir juga terhadap dampak kesehatannya. Apalagi jika turun hujan, sampah-sampah yang menumpuk itu akan menggenang karena kawasan sekolah ini berada di dataran rendah, dan air kotor bisa mengalir ke halaman sekolah," jelasnya.


Pihak sekolah, lanjut Hasra sudah beberapa kali menyurati lurah, camat, hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), serta RT/RW setempat. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut konkret untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Kami sudah dua kali menyurati lurah, camat, DLHK, dan perangkat RT/RW, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Sampah malah makin mendekati gerbang sekolah," ujarnya.

Karena aroma menyengat tak tertahankan, pihak sekolah mengambil langkah cepat dengan membagikan masker kepada siswa dan guru, terutama sejak Senin, 9 Juni 2025.

"Saya sampaikan kepada anak-anak dan guru untuk memakai masker sampai masalah ini selesai. Dari sekolah kami juga menyediakan dan membagikan masker untuk anak-anak," ungkap Hasra.

Lebih parahnya lagi, kondisi ini terjadi saat siswa tengah menjalani ujian. Selama tiga hari terakhir, para siswa mengikuti ujian dalam kondisi yang tidak nyaman karena terganggu bau sampah yang menyengat.

"Anak-anak sedang ujian, dan mereka harus menghadapi bau sampah setiap hari," tegasnya.

Hasra berharap pemerintah segera bertindak cepat untuk mengangkut sampah-sampah yang menumpuk di Jalan Gabus, terutama karena lokasi tersebut bukan TPS resmi.

"Karena ini sekolah, kami sangat berharap perhatian khusus. Tolong segera angkut sampah-sampah di dekat sekolah. Apalagi ini TPS ilegal, jangan sampai anak-anak kami terus belajar dalam kondisi seperti ini," tutup Hasra.